Kesadaran Diri Terhadap Stress Yang Dirasakan
“Learning to manage stress successfully begins with our willingness to take an honest look at ourselves.”
– Steve Bressert
Setiap hari kita dihadapkan dengan situasi yang beragam dan menantang, tak terkecuali di tengah masa pandemi ini. Tidak jarang hal tersebut menimbulkan stres pada diri kita. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) stres adalah hubungan antara individu dengan lingkungannya yang dievaluasi oleh seseorang sebagai tuntutan atau ketidakmampuan dalam mengahadapi situasi yang membahayakan atau mengancam kesehatan. Stres secara umum merupakan respon dari suatu tekanan. Di masa pandemi COVID-19, kita dianjurkan untuk melakukan swakarantina. Hal itu menimbulkan perubahan atau transisi dalam konteks sosial yang cukup signifikan. Ketidakmampuan untuk mengatasi perubahan ini secara efektif dapat mengakibatkan berbagai respon negatif seperti stres. Berdasarkan data swaperiksa terkait dampak dari pandemi COVID-19 terhadap kesehatan jiwa yang dilakukan di laman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), 80% dari 1.522 responden memiliki gejala stres pascatrauma psikologis karena mengalami atau menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan terkait COVID-19. Gejala stres pascatrauma yang menonjol adalah merasa terpisah atau tidak terhubung dengan orang lain dan merasa terus waspada. Selain itu ada pula gejala lain seperti mati rasa, ledakan kemarahan atau mudah kesal, sulit tidur, dan masalah konsentrasi.
Pada beberapa orang, stres dapat berupa tekanan fisik (penyakit), tekanan emosional (sedih, marah, cemas), atau tekanan kognitif (pesimis, minder):
- Stres fisik atau eksternal
Kelompok ini lebih mudah dikenali karena pengaruhnya dapat dirasakan dan bahkan dilihat secara kasat mata. Misalnya ketika kita terlalu memaksakan diri untuk bekerja sampai larut, dampak yang mungkin muncul adalah letih, pegal berkepanjangan, dan bahkan rentan terkena penyakit.
- Stres emosional
Menyadari stres pada kelompok ini memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya dampak yang dihasilkan tidak mudah diamati dengan kasat mata. Namun menyadari kehadiran kelompok ini akan memiliki pengaruh yang signifikan pada kesejahteraan mental kita. Ketika tingkat stres yang diterima melebihi kapasitas individu untuk meregulasinya, maka potensi timbulnya rasa cemas dan depresi semakin tinggi. Salah satu tantangan dalam menyadari stres kelompok ini adalah tendensi kita untuk menyalahkan faktor-faktor eksternal, namun hal itu dapat diatasi dengan bersikap jujur dan terbuka ketika mengamati perasaan kita.
- Stres kognitif
Stres juga dapat memengaruhi kemampuan individu dalam berpikir secara jernih dan objektif, terutama ketika individu sudah dilanda rasa cemas atau depresi. Individu dapat dengan mudahnya menjadi tidak percaya diri dan pesimis, hal ini disebabkan karena pemikiran yang sejalan dengan emosi dan perilaku lebih mudah untuk diterima sebagai kebenaran. Ketika individu sudah larut dalam pemikiran rendah diri dan pesimis, maka individu akan cenderung berpasrah daripada menyelesaikan masalahnya sehingga ini menjadikan permasalahannya menetap. Cara untuk memastikan kebenaran pemikiran kita adalah dengan mengamati pemikiran yang muncul pada saat itu kemudian mencocokkannya dengan pendapat orang terdekat maupun data faktual.
Menyadari kehadiran stres pada diri kita merupakan langkah pertama untuk meregulasinya. Kita perlu bersikap terbuka pada diri sendiri untuk menydari kehadiran stres pada diri kita. Keterbukaan dan kesadaran diri akan membantu kita dalam meregulasi stres kita pada tahap identifikasi.
Kesadaran diri dapat dipahami sebagai sejauh mana orang secara sadar menyadari keadaan diri sendiri dan interaksi atau hubungan mereka dengan orang lain (Trudeau, dkk, 1999). Kesadaran diri menjadi berdampak besar pada fungsi sehari-hari kita, misalnya kinerja, maupun kesulitan hubungan dengan orang lain. (Feldman, dkk, 2014).
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan kesadaran diri, yaitu :
- Menulis buku harian
Dengan menulis, Anda bisa menumpahkan isi pikiran dan menganalisis kembali isi pikiran Anda yang tertuang dalam buku harian tersebut. Berikanlah penilaian seberapa berpengaruh situasi/pikiran tersebut misalnya dengan skala 1-5 (1 sangat tidak berpengaruh, 5 sangat berpengaruh). Amatilah polanya, niscaya buku harian dapat memberi Anda kemudahan untuk melihat gambaran dan benang merah dari emosi yang terbentuk serta langkah yang harus dilakukan selanjutnya.
- Latihan mindfulness
Penting memberi perhatian/fokus pada saat sekarang, melakukannya dengan sengaja dan tanpa penilaian. Latihan ini membawa perhatian kita ke momen saat ini, sambil menerima dan mengenali segala pikiran, emosi, dan perasaan fisik apa pun.
- Meminta tolong teman/orang lain
Kita bisa menilai seseorang dari sudut pandang kita, demikian pula kita. Orang lain atau teman terdekat kita tentunya memiliki pemahaman yang dapat membantu mengklarifikasi kekuatan dan kelemahan kita. Dengan demikian hal ini bisa menjadi jalan untuk membantu meningkatkan kesadaran diri kita.
- Kuisioner
Dengan bantuan seorang fasilitator, survei dapat diselesaikan secara anonim. Kita dapat mengisi inventaris kepribadian, nilai-nilai, kebutuhan, atau kebiasaan yang sehat sehingga bisa menjadi sarana penilaian diri.
- Bantuan ahli profesional
Seorang profesional dapat membantu kita mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang siapa diri kita, selain itu mereka juga akan membimbing kita melalui perbaikan diri.
Daftar Pustaka
Bressert, S. (2018). Becoming Aware of Stress in Your Life. Psych Central. Retrieved on May 22, 2020, from https://psychcentral.com/lib/becoming-aware-of-stress-in-your-life/
Gaol, N. T. L. (2016) “Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional,” Buletin Psikologi, 24(1), hal. 1–11. doi: 10.22146/bpsi.11224.
McEwen, B., & Sapolsky, R. (2006). Stress and Your Health. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 91(2), 0–0.
White, D. (2018). Understanding & Recognizing Stress. Psych Central. Retrieved on May 22, 2020, from https://psychcentral.com/lib/understanding-recognizing-stress/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5114878/#!po=5.76923
https://positivepsychology.com/building-self-awareness-activities/
http://www.wright.edu/~scott.williams/LeaderLetter/selfawareness.htm
https://tirto.id/survei-643-dari-1522-orang-cemas-depresi-karena-covid-19-fgPG
Penulis : Jovina J, Yustinus Phoebe, Stella Aurelia, Pandina
Penyunting : Gihon Gracia W.U