Saya Gagal Masuk PTN, Tapi…
Sejak duduk di bangku SD saya mempunyai target harus dapat berkuliah di salah satu PTN ternama di Indonesia. Setiap tahun keinginan itu semakin kuat dan tak terbendung. Ambisi akademis adalah nomor satu di dalam hidup saya. Namun keberuntungan tidak berpihak pada saya, berkali-kali mendaftar dan mengikuti tes di PTN berujung pada hal yang sama yaitu kegagalan. Stres? Tentu. Malu? Pasti. Sedih? Jangan ditanya. Kala itu, pemikiran saya hanya satu yaitu
“tidak kuliah di situ berarti saya bodoh”
dan saya pun belum mengenal bahwa prestasi tidak hanya didapatkan secara akademis. Akhirnya saya masuk ke salah satu PTS di Yogyakarta. Siapa sangka, tiga tahun menjadi mahasiswa disini dan mengikuti banyak kegiatan serta organisasi, pada akhirnya cukup mengubah perspektif saya terkait prestasi diri.
Seringkali masyarakat hanya melihat ‘prestasi’ seseorang berdasarkan ranking berapa di kelas, olimpiade juara berapa, nilai di rapor berapa. Tidak apa-apa bila masyarakat memiliki pemikiran seperti itu karena kita tidak dapat mengubah jalan pikir orang lain. Yang dapat kita lakukan adalah mengatur jalan pikir kita sendiri. Menjadi orang yang selalu datang tepat waktu itu juga prestasi karena tidak semua orang dapat datang on time. Mampu memimpin suatu kegiatan atau organisasi tentu juga prestasi yang tidak kalah hebat. Dapat memberikan pelayanan dengan sungguh pada suatu komunitas yang membutuhkan juga merupakan prestasi yang mulia.
Jadi, bagi kita semua yang masih merasa tidak berprestasi, mari sejenak kita ambil waktu hening lalu kembali melihat berbagai pencapaian-pencapaian kecil maupun besar yang telah kita raih atau dapatkan dan mensyukuri setiap bentuk pencapaian tersebut. Sebab hidup ini tidak hanya seputar score melainkan juga value yang didapatkan dari sumbangsih untuk diri dan juga lingkungan.
Penulis : Rosa Bany
Penyunting : Gihon Gracia