Penggunaan Smartphone Pada Anak di Era Pandemi Covid-19
Di era pandemi ini, interaksi dengan lingkungan sosial tidak bisa dilakukan secara bebas seperti sebelumnya. Hal ini menjadikan smartphone sebagai jalan keluarnya, yang mana digunakan sebagai sarana komunikasi maupun informasi. Namun jika dilihat lebih dalam lagi, fenomena penggunaan smartphone di era pandemi ini nampaknya turut mengambil andil dalam perkembangan perilaku anak. Ahmad M. Ramli – Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia yang berefek pada pembelajaran daring menyebabkan usia minimal penggunaan media sosial turun hingga usia enam tahun (Media Indonesia, 2021). Namun, hal ini berbeda dengan informasi yang diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, di mana usia penggunaan gawai ialah ketika anak menginjak usia 13 tahun (Tirto.id, 2018). Di sisi lain, faktor yang menyebabkan penggunaan smartphone di bawah umur adalah pola asuh orang tua yang memberikan anak smartphone supaya anak tidak menangis dan mengganggu orang tua. Namun, orang tua kurang mengetahui dampak smartphone terhadap anak di bawah umur, jika penggunaannya berlebihan (Annisa, Marliana, dan Zulminiati, 2019).
Tidak bisa dihindari, bahwa akibat dari pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Di sisi lain memang smartphone sudah sangat melekat dan menjadi kebutuhan di masyarakat era pandemi Covid-19 ini. Tanpa disadari smartphone memiliki dampak-dampak terhadap generasi penerus bangsa. Sari2019) mengungkapkan bahwa terdapat dampak positif dari smartphone terhadap perkembangan anak, yaitu:
- Pada perkembangan kognitif, anak dapat belajar mengenal angka-angka serta mengenali hewan dan tumbuhan melalui You Tube.
- Pada perkembangan bahasa, anak belajar melalui video yang ditontonnya, kemudian menirukan suaranya, atau menyebutkan angka dan warna dalam bahasa inggris.
- Pada perkembangan seni, anak dapat mengenal warna-warna yang belum mereka ketahui melalui permainan yang dimainkan atau video-video yang ditontonnya.
Di sisi lain, kita tidak bisa memungkiri bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan memiliki dampak yang buruk bagi tumbuh kembang anak. Menurut Widya (2020) terdapat dampak negatif terhadap anak yang memiliki kecanduan terhadap penggunaan smartphone, yaitu:
- Pada perkembangan fisik, penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menyebabkan pengaruh buruk pada tubuh seperti terpaparnya radiasi elektronik yang berlebihan, anatomi tulang berubah yang menyebabkan nyeri punggung dan leher, serta menyebabkan gangguan penglihatan.
- Pada perkembangan kognitif, orang tua mengeluh karena penggunaan smartphone pada waktu yang tidak tepat menyebabkan gangguan proses belajar seperti menurunnya konsentrasi anak dan kurangnya dalam pemahaman materi.
- Pada perkembangan emosi, anak cenderung tidak bisa terpisah dari smartphonenya (tidak tahan), sehingga mereka kurang bisa mengontrol emosinya (menangis atau berteriak-teriak) ketika smartphonenya diambil. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa penggunaan smartphone yang berlebih menyebabkan emosi yang berlebihan. Seiring berjalannya waktu perilaku agresif hingga kekerasan dapat muncul karena smartphonenya diambil ataupun disita.
- Pada perkembangan sosial, anak cenderung malas bergaul (pasif) pada lingkungan sosialnya yang menyebabkan kurangnya dalam kemampuan berinteraksi seperti bekerjasama dengan teman ataupun peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, anak cenderung asik memainkan smartphone-nya sehingga perkembangan aspek sosioemosi cenderung tidak optimal.
Dari dampak-dampak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua terhadap anak sangat berpengaruh di era pandemi ini. Menurut Santrock (2007) masa pra sekolah (early childhood) usia 0-6 tahun adalah waktu di mana anak belajar untuk mandiri dan merawat diri, mereka mengembangkan ketrampilan seperti mengenal huruf dan angka, hingga mereka menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Di sisi lain, terdapat tiga kunci proses perkembangan pada anak, yaitu proses biologis atau fisik, kognitif dan sosioemosi. Dalam hal ini, orang tua berperan penting untuk membimbing anaknya untuk berinteraksi dan mengembangkan aspek sosioemosi mereka. Bermain bersama-sama, saling berbagi, dan sebagainya adalah interaksi yang akan memberikan pengalaman bagi anak pada masa tersebut. Kemudian yang paling penting adalah perasaan rileks dan senang, sehingga proses belajar dan bermain menjadi tercipta. Oleh karena itu, menurut Widya (2020) di era pandemi ini pola asuh orang tua terhadap penggunaan smartphone pada anak perlu dibatasi dengan cara:
- Memberikan ketentuan waktu penggunaan smartphone seperti hari-hari libur. Cara ini dilakukan supaya anak terbiasa pada waktu kapan penggunaan smartphone.
- Memberikan afeksi yang lebih terhadap anak dengan meluangkan waktu dan bermain dengan anak.
- Membimbing anak dalam penggunaan smartphone, dengan cara memberikan video atau permainan yang mengedukasi.
- Memberikan anak mainan alternatif supaya anak tidak kecanduan bermain
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak, (terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga
Widya, R. (2020). Dampak Negatif Kecanduan Gadget Terhadap Perilaku Anak Usia Dini Dan Penanganannya Di PAUD Ummul Habibah. Jurnal Abdi Ilmu, 13(1), 29-34.
Sari, Mutia. (2019). Dampak Gadget terhadap perkembangan sosial anak usia dini (Studi kasus gadget terhadap perkembangan sosial anak usia dini desa panggoi muara dua kota lhokseumawe). Jurnal Saree, 1(1), 100-116.
Annisa, A., Marlina, A., Zulminiati, Z. (2019). Hubungan persepsi orang tua tentang dampak smartphone terhadap perkembangan sosial pada anak di kelompok bermain gugus I kecamatan nanggalo kota padang. Jurnal Ilmiah Potensia, 4(1), 59-66.
Tirto.id. (2018). KemenPPPA: Usia Ideal Anak Akses Gadget Adalah 13 tahun. Diakses 22 Juni 2021, dari https://tirto.id/kemenpppa-usia-ideal-anak-akses-gadget-adalah-13-tahun-cKJV
Media Indonesia. (2021). Kemenkominfo: 89% Penduduk Indonesia Gunakan Smartphone. Diakses 22 Juni 2021, dari https://mediaindonesia.com/humaniora/389057/kemenkominfo-89-penduduk-indonesia-gunakan-smartphone
Sumber Gambar : https://pixabay.com/id/photos/anak-laki-laki-anak-telepon-1946347/
Penulis : Isaac Mahatma Hyisayodha
Penyunting : Anak Agung Ayu Metta Nanda Kusuma