PELAYANAN YANG MENYENANGKAN
Sebuah cerita datang dari seorang Londoners bernama Tilly Gambarotto. Tilly merupakan seorang Londoners atau sebutan lain dari seseorang yang lahir dan besar di London. Ia merupakan seorang kasir yang kini sudah berhenti bekerja. Selama dua tahun, Tilly tinggal di Australia yang menurutnya bertolak belakang dengan apa yang ia temukan di London.
Tilly bercerita bahwa London bukan tempat yang ramah di mana setiap orang menikmati percakapan kecil atau basa-basi keseharian mereka. Londoners cenderung kaku dalam menanggapi percakapan. Itulah sebabnya saat Tilly tinggal di Australia, ia terkejut. Baginya, orang-orang Australia bersikap sangat ramah. Hal yang Tilly herankan adalah cara mereka menanggapi klien.
Menurutnya, karakteristik Londoners yang kaku, sama seperti kultur yang berkembang di Eropa Utara, ternyata berbeda dengan apa yang ditemuinya di Australia. Sebagai seorang mantan kasir, Tilly mengungkapkan apa yang ia alami di Australia: pembicaraan setelah berbelanja, menghafalkan pelanggan yang datang dan memulai pembicaraan yang singkat dengan mereka, merupakan hal-hal yang baru dan menakjubkan. Baginya, dulu saat ia melayani pelanggan, Tilly tidak pernah se-enjoy saat ini.
Bagi Tilly, Londoners merupakan orang-orang yang susah akrab dengan orang lain. Itulah sebabnya, Tilly berani berkata bahwa customer service di London memprihatinkan. Maka dari itu, Tilly menginternalisasinya menjadi kebiasaan yang sering ia lakukan pada customer.
Kisah Tilly menceritakan bagaimana seseorang beradaptasi dalam lingkungan yang baru. Tilly yang biasanya bersikap kaku sebagai seorang kasir, kini mencoba menyesuaikan diri untuk melayani pelanggan dengan seramah mungkin sejak ia berada di Australia. Hal tersebut juga sangat mungkin terjadi di lingkungan kerja kita. Perbedaan budaya akan sering kita temui pada orang-orang di lingkungan kerja. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab karakteristik individu berbeda satu sama lain. Hal ini merupakan tantangan bagi petugas pelayanan untuk mampu memahami setiap individu layaknya Tilly beradaptasi dengan lingkungan barunya. Memahami klien dapat membuat klien merasa dihargai dan puas dengan layanan yang diberikan.
Guna membuat perusahaan terus berkembang, memberikan pelayanan yang terbaik harus menjadi prioritas utama. Hal ini dikarenakan kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan. Ada tiga hal yang penting untuk kita lakukan agar dapat memberikan kepuasan kepada klien, antara lain:
Respon tepat waktu
Ketika mendapatkan email ataupun telepon, seseorang perlu sigap untuk menjawabnya. Hal ini mungkin terlihat sederhana, tetapi sangat penting bagi kepuasan klien. Bukanlah hal yang baik apabila klien menjadi tidak sabar karena pelayanan yang diberikan.
Respon yang akurat
Mendapatkan jawaban yang tepat waktu tidak berarti apa-apa apabila tidak mengandung informasi yang benar atau tidak menyelesaikan masalah klien. Mendapatkan jawaban yang memuaskan adalah bagian yang sangat penting dalam pelayanan yang memuaskan. Klien juga menginginkan pengetahuan baru yang profesional.
Respon yang menyenangkan
Menjadi pribadi yang menyenangkan dapat menjauhkan diri dari cemooh. Hal tersebut membuat pelayanan menjadi berkesan. Hal ini akan menjadi bahan pembicaraan yang baik dan dapat dibagikan di media sosial. Selain itu, klien akan memberikan penghargaan saat petugas pelayanan berhubungan dengan mereka sebagai manusia, memperlakukan mereka dengan hormat, dan empatik terhadap masalah mereka.
Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membentuk penilaian yang baik dalam diri klien. Hal ini dapat terbentuk dari setiap respon yang kita berikan kepada klien. Kepuasan klien akan suatu perusahaan sangat bergantung dari setiap pelayanan yang kita berikan sekecil apapun itu. Dari satu perbuatan kecil bisa saja membuat klien merasa dipedulikan dan diperlakukan dengan sebaik mungkin. Jadi, jangan ragu untuk memberikan perlakuan yang terbaik dan berkualitas bagi klien.
Penulis: Virenda Pandaleke, Elisabeth Desy, Agnes Shinta.
Editor: Tamarischa Pradhiasari