Artikel,  Karya Tulis

Gaya Hidup Merokok

Siapa yang tidak kenal dengan gaya hidup merokok? Saat ini merokok merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat, salah satunya rokok tembakau yang dapat kita temui di mana saja. Menurut WHO (2020), rokok tembakau merupakan ancaman terbesar kesehatan publik yang pernah dihadapi. Rokok tembakau membunuh 8 juta orang per tahun di seluruh dunia.

Lebih dari 7 juta orang meninggal karena penggunaan rokok secara langsung dan sebanyak 1,2 juta orang bukan perokok meninggal karena terpapar asap rokok. Dalam Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) menurut Rikesdas, prevelensi perokok laki-laki di Indonesia merupakan yang tertinggi di seluruh dunia dan diprediksi sebanyak 97 juta penduduk Indonesia terpapar asap rokok. Dalam Nururrahmah (2015) menurut Aditama, kebiasaan merokok telah menyebabkan lebih dari 25 jenis penyakit yang menyerang tubuh manusia, penyakit tersebut antara lain yaitu kanker mulut, esophagus, faring, laring, paru, pankreas, dan kandung kemih. Selain itu kebiasaan merokok juga berdampak pada psikologis seseorang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liem (2016), pecandu rokok dapat mengalami gangguan psikologis yaitu kecemasan, depresi atau perasaan sedih, marah, gelisah, sulit berkonsentrasi dan kecenderungan perilaku kompulsif. Perasaan takut muncul akibat adanya aktivasi bagian otak yaitu dorsal anterior cingulate cortex (dACC) dan rostral anterior cingulate cortex (rACC) dan gangguan panik berhubungan erat dengan aktivasi bagian otak yaitu hippocampus, thalamus dan amygdala. Pengaruh nikotin juga meningkatkan hormon dopamin dan serotonim yang dapat membuat pecandu rokok menahan kantuk. Namun efek samping yang dapat dialami oleh pecandu rokok yaitu mereka dapat mengalami gangguan tidur seperti insomnia, tidur tidak nyenyak atau mudah terbangun. Gangguan tidur ini berdampak pada psikologis seseorang yaitu tidak stabilnya emosi, ketidakmampuan dalam berkonsentrasi, serta daya ingat yang menurun.

Kebiasaan merokok dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Lewin (dalam Komasari dan Helmi, 2000) kebiasaan merokok dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari lingkungan atau eksternal maupun dari diri sendiri. Smet (dalam Putra & Suhadianto, 2017) menjelaskan faktor eksternal dan internal yang dapat menyebabkan kebiasaan merokok. Faktor eksternal penyebab kebiasaan merokok meliputi : 1) lingkungan tempat tinggal seperti keluarga, saudara, dan teman sebaya; 2) demografis yang meliputi umur dan jenis kelamin; 3) sosiokultural yang meliputi pendidikan, budaya, status sosial, dan pekerjaan. Sedangkan faktor internal meliputi kecemasan, kepercayaan diri, konsep diri, dan kepribadian masing-masing orang. Selain itu, menurut Etrawati (2014) media massa juga dapat mempengaruhi kebiasaan merokok seseorang. Iklan mengenai rokok pada media massa dapat menarik perhatian seseorang untuk mencoba merokok.

Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok mendorong munculnya kebijakan terkait rokok, upaya pencegahan, dan intervensi untuk menghentikan kebiasaan merokok. Kebijakan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan ini tertuang dalam berbagai peraturan seperti kenaikan pajak rokok, aturan mengenai pembatasan merokok di ruang publik, dan lain sebagainya. Perokok juga dapat mengikuti terapi atau konseling untuk berhenti merokok. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Saputra & Sary (2013), 20-25% perokok yang mengikuti program berhenti merokok yang dikombinasikan dengan konseling tetap berhenti merokok selama satu tahun setelah pengobatan.

Pertanyaan berikutnya adalah, “Apakah perokok siap untuk berhenti?”. Individu yang paling mungkin sukses mengubah perilakunya adalah yang melakukan usaha berdasarkan strategi yang sesuai dengan tahap kesiapan untuk berubah. Terdapat enam tahap kesiapan untuk berubah (Procasha & Velicer dalam Saputra & Sary, 2013): 1) Precontemplation yaitu individu tidak punya keinginan untuk berhenti merokok dan tidak menganggap bahwa merokok dapat merugikan dirinya. 2) Contemplation yaitu individu mulai sadar bahwa merokok dapat merugikan dirinya dan tau bahwa ia harus berhenti suatu saat nanti, tetapi belum mencoba berhenti. 3) Preparation yaitu individu sudah siap dan berkomitmen untuk berhenti. 4) Action yaitu individu mulai berhenti merokok. Tahap ini melibatkan beberapa proses perubahan perilaku, yaitu memberikan penghargaan ketika tidak merokok dan tidak memberikan penghargaan ketika merokok, mencari dukungan sosial untuk berhenti merokok, mengganti perilaku dan pikiran mengenai merokok dengan perilaku lain yang mendukung perubahan perilaku, serta menghilangkan pengingat yang dapat mengarahkan individu untuk merokok kembali dan menambahkan pengingat untuk berhenti merokok. 5) Maintenance yaitu individu menjaga agar perilaku merokoknya tidak kembali. 6) Termination yaitu perilaku merokok tidak akan kembali dan individu tidak memiliki ketakutan akan kambuh.

Jadi, jika kamu perokok, kamu sudah ada di tahap yang mana?

 

Daftar Pustaka:

Etrawati, Fenny. (2014). Perilaku Merokok Pada Remaja: Kajian Faktor Sosio Psikologis. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5 (02). pp. 77-85. ISSN 2086-6380

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). HTTS 2019: Jangan Biarkan Rokok Merenggut Napas Kita. Diunduh dari https://www.kemkes.go.id/article/view/19071100001/htts-2019-jangan-biarkan-rokok-merenggut-napas-kita.html pada 29 Mei 2020 pukul 10.05 WIB

Komalasari, D. & Avin, F.H. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Liem, A. (2016). Pengaruh Nikotin Terhadap Aktivitas Dan Fungsi Otak Serta Hubungannya Dengan Gangguan Psikologis Pada Pecandu Rokok. Buletin Psikologi, 18(2), 37–50. https://doi.org/10.22146/bpsi.11536

Nururrahmah. (2015). Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan dan Pembentukan Karakter Manusia. Prosiding Seminar Nasional, 01(1), 78.

Putra, Adik & Suhadianto, Suhadianto. (2017). Kecenderungan Kepribadian Neurotisme Dan Perilaku Merokok. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia. 6. 111. 10.30996/persona.v6i1.1300.

Saputra, A. M. & Sary, N. M. (2013). Konseling Model Transteoritik dalam Perubahan Perilaku Merokok pada Remaja. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(4).

WHO. (2020). Tobacco. Diunduh dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco pada 29 Mei 2020 pukul 11.26 WIB

 

 

 

Penulis: Lucia Citra Pertiwi, Aulia Dara Devina, Glory Vanni Tanida H.

Edited: Virenda Rut Techina Pandaleke