Karya Tulis,  Podjok Merenung

Menjadi ‘tidak baik-baik saja’ ? Tak menjadikan Anda berdosa!

Begitu sering saya mendengar kutipan “Love Yourself” namun tidak benar-benar memaknainya, apakah benar saya sudah mencintai diri saya? Dan seberapa dalam rasa cinta itu? Mencintai diri sendiri artinya bukan melulu menerima diri dengan apa yang terlihat saja seperti penampilan fisik, melainkan lebih dari yang terlihat. Manusia dianugerahi pikiran serta perasaan sehingga hal tersebut menjadikan kita berbeda dari makhluk hidup lainnya. Kita dianugerahi emosi yang beranekaragam untuk dapat kita rasakan, emosi-emosi ini menjadi ‘bumbu kehidupan’ dan membantu kita bertahan hidup.

Namun sering kali kita hanya memilih dan memperbolehkan diri untuk merasakan emosi-emosi  atau perasaan tertentu. Yang lumrah terjadi, kita mencegah diri agar tidak merasakan emosi negatif misalnya emosi kesedihan. Untuk mengekspresikan emosi sedih tak jarang kita akan menangis, tapi kenyataannya kita sebisa mungkin mencegah hal itu terjadi karena pandangan sosial pada umumnya mengenai air mata sebagai tanda ‘kelemahan’. Pandangan sosial inilah yang sesungguhnya menghambat penerimaan diri kita sebagai diri yang unik dan berharga. Maka tak jarang kita berpura-pura merasa baik-baik saja, padahal merasa tidak baik bukan sebuah dosa besar.

Begitu mudahnya kita menyatakan cinta pada orang yang kita sayangi, begitu mudahnya kita memeluk orang lain ketika mereka bersedih, melakukan segala cara untuk menghiburnya, dan begitu mudahnya kita mengapresiasi pekerjaan orang lain. Jika kita bisa melakukan tindakan cinta pada orang lain, bukankah kita sebenarnya bisa melakukannya terhadap diri sendiri? Maukah kita menerima dan memeluk diri kita ketika sedang bersedih, takut, bahkan marah? Sesederhana memvalidasi dan tidak menyangkal perasaan yang kita rasakan sudah merupakan wujud kasih pada diri. Emotions are created to be felt.

Perjalanan mencintai diri sendiri tidak mudah, seperti mendaki gunung, berliku, melelahkan, dan penuh rintangan. Akan tetapi ketika sudah mencapai puncak gunung, timbul perasaan bahagia dan bangga pada diri sendiri. Dan ketika mencapai titik puncak itu, jangan lupa memberi ucapan terima kasih pada diri sendiri karena telah berjuang. Selamat berproses!

 

Penulis : Lucia Citra Pertiwi

Penyunting : Gihon Gracia Wargya Utami