Karya Tulis,  Podjok Merenung

Menjadi Dewasa Mulai Dari Mengatur Diri Sendiri

Pernahkah anda berhasil mencapai sesuatu dalam hidup? Misalnya, ketika kita berhasil menyelesaikan suatu tugas maupun berhasil mencoba hal baru. Semua orang pasti pernah membuat suatu pencapaian di dalam hidupnya yang bentuknya tentu beragam. Namun, bukan tentang pencapaian yang ingin dibahas dalam renungan ini. Renungan kali ini akan membahas mengenai bagaimana seseorang bisa memotivasi, mengarahkan, dan mengatur dirinya sendiri untuk mencapai suatu tujuan.

Ditekankan pada renungan kali ini bahwa dirinyalah yang mengarahkan atau mengatur dirinya sendiri dalam mencapai suatu tujuan. Langsung kita masuk dalam contoh konkritnya. Misalkan kita mendapat suatu tugas yang harus selesai dalam waktu sehari. Di lain sisi, kita punya keinginan yang kuat untuk bersantai, seperti menonton drama korea, bermain game, atau melakukan berbagai bentuk aktivitas refreshing. Disinilah diri kita diuji. Memang bersantai itu menyenangkan, tetapi ada pula tanggung jawab yang harus diselesaikan. Pada situasi ini tentu kita mengobservasi diri kita sendiri; apa saja tugas dan tanggung jawab yang ada, kapan tenggat waktunya, kemudian kebutuhan untuk bersantai. Jika mendahulukan bersantai apakah bisa tugasnya selesai tepat waktu? Jika mendahulukan penyelesaian tugas, apakah tetap bisa sejahtera lahir batin alias tidak burnout?

Selanjutnya, hasil dari obervasi diri itu nantinya akan masuk ke dalam proses penilaian. Penilaian yang dilakukan tentunya memiliki standar yang bisa datang dari diri sendiri maupun dari luar diri. Contohnya ketika kita memilih untuk mendahulukan bersantai sebelum menyelesaikan tugas. Mari kita coba nilai dengan standar yang datang dari diri sendiri. Kita perlu mengatur berapa lama waktu yang bisa kita gunakan untuk bersantai. Namun, tugasnya tetap bisa selesai tepat waktu dan tentunya kesejahteraan lahir dan batin tetap terjaga. Misalnya, tetap tidur yang cukup dengan tidak menjalankan sistem “kebut semalam” dalam mengerjakan tugas. Kemudian, tidak mengabaikan waktu untuk makan dengan dalih mengejar tenggat waktu tugas, sehingga gizi tetap terpenuhi.

Ketika kita berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu dan tetap sejahtera lahir-batin, meskipun sebelumnya kita bersantai tentu hal ini tidak menjadi masalah. Kenapa? Karena kita dapat menyelesaikan tugas dan tetap menjaga kesejahteraan lahir-batin yang tentunya berkat pengaturan/pengarahan dari diri kita sendiri. Keberhasilan ini dapat pula kita berikan penghargaan pada diri sendiri dalam bentuk apapun, misalnya membeli es krim setelah menyelesaikan tugas tepat waktu. Namun, apabila kita tidak berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu karena terbuai oleh hiburan santai yang direncanakan, maka kita perlu kembali mengobservasi diri. Kita perlu meninjau kira-kira hal apa yang menyebabkan kita terus menerus bersantai, sehingga tugasnya dinomorduakan. Dari hasil observasi itu, kita bisa memberikan penilaian benar-salah mengenai perilaku yang telah kita lakukan. Selanjutnya, kita bisa memberikan respon pada situasi tersebut dengan berbagai macam sikap. Pertama, dengan menasihati diri sendiri agar hal tersebut tidak berulang. Kedua, ketika memutuskan untuk bersantai sebelum menyelesaikan tugas, tetap mengatur waktu agar dapat bersantai secukupnya.

Akhir kata, manusia yang dewasa adalah manusia yang dapat mengatur dan mengarahkan dirinya sendiri.

 

 

Sumber Gambar : https://pixabay.com/id/photos/sparkler-memegang-tangan-677774/

 

Penulis : Cornellia Trianingrum Krisadi

Penyunting : Klara Ardisa Prittadewi