Karya Tulis,  Podjok Merenung

KETIKA “AKU PASTI BISA” TIDAK SELALU POSITIF

Kita semua pasti mengetahui apa itu self-talk. Seni untuk berbicara dengan diri sendiri ini sudah banyak dipahami dan diterapkan oleh banyak orang, baik secara sadar maupun tidak sadar. Kita semua juga tahu bahwa self-talk bisa mengarahkan kita pada perilaku tertentu. Pernahkah anda berkata, “Aku pasti bisa” ketika suatu lomba yang anda ikuti akan dimulai? Jika pernah, anda sudah melakukan self-talk. Walaupun penerapan self-talk terbilang sangat sederhana, tentu tetap memiliki dampak positif maupun negatif bagi diri kita.

Tentunya, kita ingin memperoleh dampak yang positif dari self-talk. Lalu, bagaimana caranya supaya self-talk dapat berdampak positif? Semuanya bergantung pada situasi dan kondisi diri kita sendiri. Kita perlu mengenali kondisi diri sendiri terlebih dahulu dengan pasti. Tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang kita butuhkan saat ini? Apakah yang kita butuhkan saat ini memungkinkan untuk diperoleh saat ini atau harus bersabar? Apakah pemenuhan kebutuhan ini akan berdampak buruk bagi orang lain atau merugikan orang lain?”. Paling tidak, kita baru bisa memutuskan untuk berkata “Ayo pasti bisa”, “Mari bersabar”, atau “Tidak, jangan lakukan itu!” setelah menjawab pertanyaan tersebut,.

Di lain sisi, self-talk yang negatif mengarahkan kita untuk melakukan hal-hal merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika kita berkata “Ayo kamu bisa” pada perbuatan tidak terpuji; menyontek, mencurangi orang lain, atau berperilaku agresif, maka hal ini bukanlah contoh self-talk yang positif. Sebaliknya, mengatakan “Tidak” kepada diri sendiri dalam situasi yang berpotensi merugikan orang lain justru merupakan self-talk yang positif. Jadi, kita pun memerlukan empati terhadap orang lain dalam self-talk.

Kesimpulannya, self-talk memang pertama-tama dilakukan untuk kebaikan diri kita. Namun, kita tidak boleh melupakan bahwa orang lain juga memiliki ruang hidup di dunia. Maka, pertimbangan utama dalam melakukan self-talk adalah untuk kepentingan dan manfaat yang lebih besar lagi, yaitu harmonisasi hidup bersama.

 

Penulis : Yohanes Victorio Advendo

Penyunting : Klara Ardisa Prittadewi