Integritas
13/05/2019
Dalam kehidupan, seseorang bisa berproses menjadi lebih baik atau buruk, bergantung pada diri manusia itu sendiri. Tetapi, untuk proses menjadi lebih baik, kehidupan Houtman Zainal Arifin bisa membuktikan bahwa manusia bisa berproses menjadi jauh lebih baik dari kehidupannya yang tengah ia jalani. Awalnya hidupnya pas-pasan dan mengawali kehidupan kerjanya menjadi Office Boy. Kemudian, ia berhasil menjadi Vice President di salah satu Bank Internasional.
Houtman merupakan anak yang lahir dari keluarga pas-pasan dan kemudian mencoba merantau ke ibukota Jakarta. Akan tetapi, kepindahannya ke Jakarta tidak membuahkan hasil apa-apa. Kehidupan ekonominya malah semakin terpuruk. Houtman kemudian meminjam uang dua ribu rupiah kepada temannya dan menjual perhiasan imitasi. Hasil penjualanan tersebut ia gunakan untuk membiayai pengurusan berkas-berkas untuk melamar kerja di perusahaan-perusahaan besar. Akan tetapi, usahanya harus bangkrut dikarenakan semua barang penjualanannya harus hancur akibat inspeksi dadakan yang dilakukan petugas penertiban. Houtman mulai mendapatkan pengalaman berharga tentang kerasnya kehidupan ibukota.
Tak lama dari bangkrutnya usaha penjualanan Houtman, ia mendapat panggilan kerja di suatu perusahaan Bank Internasional yakni Citibank dan ia diterima di perusahaan tersebut sebagai Office Boy. Pada awal masa kerjanya sebagai office boy, Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Houtman juga sering berinisiatif membantu staf lainnya menyelesaikan pekerjaannya secara sukarela. Houtman yakin dengan membantu pekerjaan staf lain ia akan tahu berbagai jenis tugas kantor yang lain sehingga skill nya akan bertambah, selain itu ia juga lebih disenangi teman-temannya karena sangat senang membantu orang lain. Sewaktu ia membantu staf lainnya, ia semakin memahami pekerjaan lain di kantor. Ia jadi mengetahui istilah-istilah bank yang sedemikian rumitnya walau sering saat bertanya ia menjadi bahan tertawaan karyawan lainnya karena pertanyaannya terkesan “aneh”. Seiring waktu ia jadi paham istilah-istilah perbankan seperti kliring, Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, dan lain sebagainya.
Selama mengerjakan tugas itu, Houtman tidak hanya melakukan apa yang diperintahkan melainkan juga membaca dan memahami dokumen yang membuat dirinya tahu akan teknis perbankan. Kelak pengetahuan ini sangat membantu Houtman pada pencapaian karir yang tak pernah terbayangkan olehnya. Dari pekerjaan sampingannya tersebut ia jadi cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Di kemudian harinya, pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai Bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA. Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial. Sekitar 19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman kemudian mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak Citibank di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman hidup seorang Houtman Zainal Arifin, kita tahu bahwa beliau hanya berkesempatan mengenyam pendidikan hingga tingkat SMA serta hidup dengan perekonomian yang rendah, akan tetapi ia justru semakin berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya agar kualitas hidupnya juga meningkat. Houtman bisa membuktikan bahwa segala kekurangan yang ia miliki tidak menghambat dirinya untuk berproses menjadi lebih baik, dan dengan mengasah soft skill dalam bekerja dan menjalin relasi yang baik dengan rekan sejawat juga semakin menjadikan Houtman sosok yang berintegritas. Melalui perenungan ini, kita harus meyakini jika kita ingin berproses menjadi lebih baik, kita harus memiliki keinginan terlebih dahulu untuk berusaha menjadi lebih baik. Mulailah berpikir positif dan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif tentang segala kekurangan kita karena itu tidak akan mengarahkan kita kepada hal yang baik.
Hidup ada di tangan diri sendiri, baik atau buruknya ada di tangan kita, tinggal kita sendiri yang memilih, ingin menjadi seperti apakah diri ini?
Penulis : Loemongga Mahardika Arga
Editor : S. Margareth
Previous
Out of My Comfort Zone
Newer