Berteman dengan Rasa Syukur
“Sudahkah anda bersyukur hari ini?” Sebuah kalimat klise yang mungkin sering kita dengar. Dibalik kepopulerannya, “bersyukur” ternyata juga memiliki makna tersendiri bagi psikologi positif. Menarik, bukan? Mari kita lihat lebih lanjut mengenai bagaimana sudut pandang psikologi positif dalam memandang rasa syukur.
Psikologi positif merupakan sebuah pendekatan yang berfokus pada sisi positif kehidupan individu. Aspek yang menjadi poin utama dalam psikologi positif adalah emosi positif. Salah satu bentuk dari emosi positif adalah rasa syukur. Menurut Kardas, dkk (2019) rasa syukur dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mengenali dan mengapresiasi setiap hal secara positif dalam hidup yang dapat diwujudkan melalui rasa senang dan ungkapan terima kasih.
Rasa syukur mampu memberikan makna dalam hidup karena dapat memengaruhi cara pandang individu terhadap kehidupan. Dengan bersyukur, kita memperkenankan diri untuk selalu siap menerima apapun yang terjadi di dalam kehidupan ini. Rasa syukur juga dapat membantu kita untuk mengubah tantangan menjadi peluang karena kita mampu menjaga emosi dan pikiran kita agar selalu optimistis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bersyukur dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, seperti kebahagiaan dan kepuasan hidup. Selain itu, rasa syukur juga dapat berfungsi sebagai faktor protektor terhadap peristiwa yang menimbulkan tekanan (Koehler, 2023). Rasa syukur membuat individu menerima kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu mampu untuk menghadapi berbagai pergumulan yang terjadi.
Dalam aktivitas sehari-hari, pasti sulit rasanya untuk memandang keadaan secara positif. Ada saja situasi yang memunculkan emosi negatif sehingga menghalangi kita untuk melihat betapa bermaknanya segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini. Hal ini pun masih sering kali saya rasakan. Pada beberapa kesempatan, saya cenderung bersyukur karena didorong oleh kondisi yang menyenangkan saja. Saya belum sepenuhnya mampu menerima beban dengan ungkapan syukur. Oleh karena itu, saya masih perlu berlatih dan membiasakan diri dalam berjuang untuk menghargai tekanan di setiap kesempatan yang ada.
Saya menyadari pentingnya berteman dengan rasa syukur. Ternyata, bersyukur dapat menjadi penawar yang ampuh untuk menghadapi tekanan. Oleh karena itu, saya ingin mengajak anda untuk mulai membiasakan diri dengan bersyukur. Langkah yang dapat anda lakukan untuk mulai menerapkan rasa syukur adalah dengan mencoba merenungkan hal-hal yang sudah anda lewati dalam satu hari. Luangkanlah waktu untuk merasakan emosi positif anda sembari melakukan kegiatan yang membuat badan menjadi rileks, misalnya dengan minum secangkir kopi di tempat yang tenang saat sore hari.
Apabila anda senang untuk menulis, maka anda dapat menuliskan hal-hal luar biasa apa saja yang terjadi di satu hari dalam jurnal pribadi anda. Dengan melakukan evaluasi dan refleksi, anda dapat lebih menghargai setiap proses dalam hidup ini. Senantiasalah menjaga keseimbangan emosi agar selalu dalam keadaan yang positif. Terimalah segala situasi dengan apresiasi karena bersyukur dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana. Mari kita upayakan kebahagiaan melalui rasa syukur. Cheers!
Penulis
Apathea Fides Peparing Gusti / Asisten P2TKP Angkatan 2023
Penyunting
Maria Putri Dwi Astuti / Asisten P2TKP Angkatan 2023
Daftar Acuan
Kardas, F., Zekeriya, C. A. M., Eskisu, M., & Gelibolu, S. (2019). Gratitude, hope, optimism and life satisfaction as predictors of psychological well-being. Eurasian Journal of Educational Research, 19(82), 81-100.
Homan, K., & Hosack, L. (2019). Gratitude and the self: Amplifying the good within. Journal of Human Behavior in the Social Environment, 29(7), 874-886.
Koehler, J. (2023). Cultivating a Gratitude Habit for Improved Well-Being. Psychology Today. Retrived April, 12 2024 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/beyond-school-walls/202304/cultivating-a-gratitude-habit-for-improved-well-being.
Sumber Gambar
Dokumentasi pribadi, Apathea Fides Peparing Gusti.