Karya Tulis,  Podjok Merenung

Bayar Seribu dapat Istimewa

Tanggal ini mungkin tanggal-tanggal dimana sebagain besar para pekerja di Jogja baru saja menerima transferan gajinya. Maka, tak heran jika pusat perbelanjaan dipadati oleh para pelanggannya. Selesai berbelanja beberapa kebutuhan, saya menuju lokasi parkir sepeda motor, saya berusaha mencari sepeda motor yang saya miliki dan tidak sulit bagi saya untuk segera menemukan sepeda motor saya. Namun, jaket yang tadi saya sampirkan di atas sepeda motor tidak saya temui. Wah hilang… pikir saya.

Tak lama seorang tukang parkir yang melihat gelagat kekhawatiran saya kemudian menghampiri dan menyampaikan bahwa jaket saya dipindah ke tempat yang teduh karena tadi hujan. Memang, saya melihat basahnya tanah karena tersiram air hujan dan bergegas saya mencari jaket saya diantara jaket-jaket pengendara yang lainnya. Setelah menemukan jaket itu saya kembali ke kendaraan.
Helm yang saya letakkan sudah terikat rapi di kendaraan. Berbeda ketika saya hanya meletakkan tadi, seorang petugas parkir kemudian menghampiri saya dan menawarkan untuk memindahkan sepeda motor. Ia mengeluarkan dengan cekatan, menanyakan arah mana yang akan saya tempuh kiri atau kanan? Setelah itu membersihkan tempat duduk sepeda motor saya yang basah dengan kain kering. Saya memberikan pecahan dua ribu rupiah sebagai ongkos jasa parkir. Diterima dengan ucapan terimakasih dan pesan hati-hati di jalan kemudian ia mengeluarkan dan memberi uang kembalian karena ongkos parkir di kota itu pada umumnya seribu rupiah.
Belajar dari tukang parkir itu, meskipun ia tidak pernah mendapatkan pelatihan. Ia tahu betul bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggannya meskipun tidak ada yang akan keberatan jika hanya menjaga dan menerima uang atas jasa parkir namun ia melakukan melebihi apa yang dilakukan oleh tukang parkir lainnya. Ada rasa senang, puas atas layanan yang diberikan bahkan memberikan uang kembalian merupakan sesuatu yang menyenangkan. Kembali ke Supermarket itu sangat mungkin hanya karena pelayanan tukang parkir yang menurut saya sunguh berkesan dan istimewa.
Berhenti sejenak dan merefleksikan atas pengalaman ini. Bagaimana orang-orang yang saya layani? Apakah saya tahu kebutuhan mereka dan apakah saya berbuat sesuatu? Apakah mereka senang saya layani? Mungkin saya hanya memberikan pelayanan pada standar yang minimal saja mungkin juga kurang.
Penulis : Timotius Maria Raditya Hernawa
Editor : Margareth