Karya Tulis,  Podjok Merenung

Berbedakah?

Beberapa waktu lalu saya sempat membaca sebuah kisah nyata tentang sebuah keluarga di Singapura dimana seluruh anggota keluarga memiliki keterbatasan fisiknya masing-masing. Keluarga tersebut terdiri dari seorang ibu yang bisu dan juga hampir tuli total, seorang anak dengan cerebral palsy dan seorang ayah yang kehilangan kakinya. Karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka kehidupan mereka menjadi sangat sulit. Belum lagi karena keterbatasan ayah dan ibu tersebut maka mereka begitu sulit untuk mendapat pekerjaan meskipun sebenarnya mereka mampu untuk melakukan pekerjaan tersebut. Hingga suatu kali mereka memiliki tetangga yang adalah seorang pensiunan perwira angkatan laut yang bersedia untuk membantu kesulitan keuangan keluarga tersebut dan membiayai pendidikan sang anak hingga ia lulus dari sebuah Institut Teknik dan bekerja di sebuah perusahaan investasi.

Setelah membaca kisah tersebut akhirnya saya tiba pada suatu hal mendasar dan mungkin yang acapkali dikesampingkan oleh para inidividu yang menyebut dirinya mainstream. Bahwa memang pada dasarnya manusia diciptakan berbeda-beda, setiap manusia adalah unik adanya. Akan tetapi kenapa pandangan negatif hampir selalu melekat pada individu-individu yang memiliki perbedaan mencolok dalam dirinya? Misalnya saja tak jarang kita temui orang-orang yang memicingkan mata atau memandang sebelah mata pada individu difabel seperti kisah di atas, seolah-olah mereka datang dari planet yang berbeda dan harus mendapat label negatif karena kemampuannya yang berbeda. Padahal seyogyanya bukankah setiap manusia selalu disikapi dengan cara yang berbeda karena memang setiap orang berbeda? Lalu adakah yang istimewa dari cerita saya diatas khususnya atas aksi heroik si pensiunan perwira tersebut? Menurut saya jawabannya adalah “tidak”. Kenapa? Apa yang dilakukan pensiunan perwira tersebut pada dasarnya adalah penggenapan atas hal yang memang harus dilakukannya, yakni berusaha melayani orang lain sesuai dengan kapasitas diri sendiri dan kebutuhan orang lain. Karena memang pada dasarnya hal demikian adalah hal yang wajar, setiap orang harus selalu disikapi dengan cara yang berbeda. Menyikapi dengan cara yang terbaik, dan memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan orang lain adalah kewajiban dari setiap individu. Hanya saja mungkin manusia acapkali lupa akan sifat bawaannya untuk melayani orang lain sesuai dengan keberbedaan yang dimiliki oleh setiap orang yang ada di sekelilingnya.
Penulis : Prastika Prima Nugraheni
Editor : Margareth