Kritik dan Saran sebagai Peluang untuk Bertumbuh
Kritik dan saran, dua kata yang seringkali menimbulkan beragam reaksi. Ada yang menerimanya dengan lapang dada, namun tak sedikit pula yang merasa tersinggung dan defensif. Bagi saya, menerima kritik dan saran adalah sebuah seni yang perlu terus diasah. Melalui pengalaman, saya menyadari bahwa kemampuan untuk menerima masukan dari orang lain adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan pribadi dan profesional yang signifikan.
Pada awalnya, saya seringkali merasa sulit menerima kritik. Ego yang tinggi membuat saya cenderung defensif dan mencari-cari alasan untuk membenarkan diri sendiri. Pada awalnya jika seseorang memberikan masukan, saya merasa seperti diserang dan merasa rendah diri. Kritik tersebut membuat saya berpikir bahwa saya tidak mampu mengerjakan hal tersebut dan merasa tidak diinginkan. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa kritik bukanlah serangan pribadi, melainkan sebuah peluang untuk belajar dan memperbaiki diri.
Ketika telah mampu menurunkan ego, saya belajar bahwa kritik yang konstruktif dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk mengembangkan diri. Dengan menerima kritik dengan pikiran terbuka, kita dapat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan kita dan mencari cara untuk memperbaikinya. Selain itu, kritik juga dapat membantu kita untuk melihat diri kita sendiri dari sudut pandang yang berbeda.
Memang tidak semua kritik membantu kita untuk memperbaiki diri. Ada kalanya kita menerima kritik yang tidak relevan atau bahkan bersifat pribadi. Dalam situasi seperti ini, penting bagi kita untuk bisa membedakan mana kritik yang konstruktif dan mana yang hanya bertujuan untuk menyakiti. Kita tidak perlu menanggapi semua kritik, terutama jika kritik tersebut tidak didasarkan pada fakta atau tidak relevan dengan situasi. Dalam hal ini diperlukan kemampuan untuk menjadi objektif.
Selain menerima kritik, kita juga perlu belajar untuk memberikan saran kepada orang lain. Dalam memberikan saran, kita perlu memperhatikan cara penyampaiannya agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Kita juga perlu memastikan bahwa saran yang kita berikan relevan dan dapat diterima.
Ketika menyampaikan saran, kita dapat menyampaikannya secara asertif. Komunikasi asertif ini penting agar kita dapat menyampaikan pendapat kita, namun tidak menyakiti orang lain. Ciri-ciri dari komunikasi asertif adalah:
- Ketika kita mampu menghormati hak orang lain dan diri sendiri. Artinya, meskipun pendapat kita mungkin akan menyakiti orang lain, kita tetap mampu untuk menyampaikan hal tersebut dengan kalimat yang lebih halus dan dapat diterima orang lain.
- Mampu mengungkapkan pendapat kita.
- Mampu dengan jujur mengkomunikasikan perasaan, pikiran, keinginan, dan tindakan secara jujur tanpa menutupi dan ‘membuat-buat’.
- Ketika menyampaikan saran, kita harus mampu memperhatikan situasi dan kondisi. Mampu melihat di mana, dengan siapa, dan apa yang akan disampaikan.
- Menyampaikan saran dengan bahasa nonverbal yang sesuai.
Menerima kritik dan saran adalah sebuah proses yang akan terjadi terus menerus. Tidak ada satu cara yang tepat untuk melakukannya. Yang penting adalah kita memiliki sikap yang terbuka dan mau belajar dari pengalaman. Dengan terus berlatih, kita akan semakin mahir dalam menerima saran dari orang lain dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Tidak terhindarkan, kita akan menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki mental yang kuat dan siap menghadapi segala kemungkinan. Dengan menerima kritik dan saran dengan lapang dada, kita akan mampu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan.
Menerima kritik dan saran adalah sebuah hadiah yang berharga yang dapat membantu kita bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan mencapai potensi maksimal kita.
Penulis
Laurensia Averina Chandra Putri / Asisten P2TKP Angkatan 2023
Penyunting
Gabriella Setia Maharani / Asisten P2TKP Angkatan 2024
Daftar Acuan
Barida, M. (2016). Modul Assertiveness Training untuk Meningkatkan Komunikasi Asertif. Yogyakarta: K-Media.
Sumber Gambar
Fauxels. (2019). Group of people gathered around wooden table [Photo]. Pexels. https://www.pexels.com/photo/group-of-people-gathered-around-wooden-table-3184360/