Karya Tulis,  Podjok Merenung

Eustres, dari Negatif Jadi Positif?

Pernahkah kamu merasa bersemangat, optimis, dan sangat fokus dalam menjalani pekerjaan yang penuh dengan tekanan dan sangat menuntut dirimu? Padahal biasanya kamu mungkin akan merasa overwhelm, ragu, atau bahkan takut untuk mengerjakan tanggung jawabmu tersebut. Kondisi yang berbeda ini bisa saja menandakan eustres yang adalah salah satu bentuk stres. Stres tidak melulu mengenai suatu yang negatif. Pada dasarnya, stres adalah tekanan yang dialami seseorang. Stres terbagi menjadi dua, yakni distres yang merupakan tekanan yang menghasilkan respon negatif seperti pada umumnya, sementara eustres merupakan tekanan yang menghasilkan respon positif (Li, Cao, & Li, 2016). Tekanan sendiri dapat direspons positif oleh individu tergantung pada perspektif dalam bagaimana ia memaknai situasi dan tekanan yang ia alami (Kupriyanov & Zhdanov, 2014; Parker & Ragsdale, 2015). 

Eustres sendiri akan membuat individu memiliki self-efficacy yang lebih baik, meningkatkan kemampuan proses kognitif, merasa senang dan berharga, serta mampu untuk mengarahkan energinya dengan baik untuk bekerja secara efisien (Parker & Ragsdale, 2015). Individu yang mengalami eustres juga akan menganggap kendala sebagai sebuah tantangan yang baik untuk dihadapi, berbanding terbalik dengan individu dengan distres yang melihat kendala sebagai suatu kesulitan atau beban (Brulé & Morgan, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh O’Sullivan (dalam Brulé & Morgan, 2018), terdapat korelasi antara eustres dengan kepuasan hidup. Individu cenderung lebih produktif, menunjukkan sikap kerja yang baik, serta berperilaku prososial dengan orang sekitarnya. Sesuatu yang tergolong positif ini tentu tidak akan membawa dampak buruk kan? Eits! Jangan salah, meskipun eustres terbilang positif, eustres juga bisa berdampak buruk jika dialami dalam jangka waktu yang panjang, loh.

Pada umumnya, stres memiliki dampak yang cukup baik jika dialami dalam waktu dan tingkatan yang masih dapat dikelola. Stres yang disebabkan oleh peningkatan jumlah hormon kortisol ini juga akan mengaktifkan sistem saraf simpatetik yang membantu tubuh untuk mengalirkan darah ke seluruh organ tubuh, meningkatkan detak jantung, dan melepaskan glukosa ke aliran darah sehingga menghasilkan energi (Villines, 2024). Hal ini dapat menguntungkan secara fisiologis bagi atlet atau ketika berada pada situasi yang mengaktifkan respons fight-or-flight, tetapi tentu saja segala macam stres dapat berdampak buruk pada tubuh jika sistem saraf simpatetik sering atau bahkan selalu aktif. Sebaiknya, kita tetap mengatur kadar stres yang sedang dialami, baik itu eustres ataupun distres agar tidak berkepanjangan. Berikut ini adalah sejumlah cara koping yang sehat untuk mengatasi stres menurut CDC (2021):

  1. Mengatur pola makan dan tidur
  2. Rutin berolahraga
  3. Melakukan aktivitas seperti hobi untuk melepaskan penat
  4. Menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat
  5. Hindari zat narkotika dan minuman beralkohol
  6. Sadari ketika membutuhkan bantuan ahli

Akhirnya, segala sesuatu yang kekurangan ataupun berlebihan itu tidak baik, sekalipun itu membuat kita menjadi sangat produktif sampai merasa mampu untuk mengambil semua pekerjaan yang ada di depan mata, tetapi pada akhirnya fisik kita yang akan terforsir dan justru tumbang saat kondisi kesehatan kurang baik. Jadi, ada baiknya untuk tetap menyeimbangkan kesibukan dengan kondisi kesehatan fisik dan mental supaya dalam kondisi yang balance, ya!

 

Penulis
Ezmeralda Pawan / Asisten P2TKP Angkatan 2022

Penyunting
1. Bernadeta Karisma Putri / Asisten P2TKP Angkatan 2022
2. Maria Putri Dwi Astuti / Asisten P2TKP Angkatan 2023


Daftar Acuan
Brulé, G., & Morgan, R. (2018). Working with stress: Can we turn distress into eustress? Journal of Neuropsychology & Stress Management, 3, 1-3. https://www.researchgate.net/publication/324531212.

CDC. (2021). Coping with stress. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/violenceprevention/about/copingwith-stresstips.htm

Kupriyanov, R., & Zhdanov, R. (2014). The eustress concept: Problems and outlooks. World Journal of Medical Science, 11(2), 179-185. http://dx.doi.org/10.5829/idosi.wjms.2014.11.2.8433.

Li, C-T., Cao, J., & Li, T. M. H. (2016). Eustress or distress:  An empirical study of perceived stress in everyday college in life. Proceedings of the 2016 ACM International Joint Conference on Pervasive and Ubiquitous Computing Adjunct. DOI: 10.1145/2968219.2968309.

Parker, K. N., & Ragsdale, J. M. (2015). Effects of distress and eustress on changes in fatigue from waking to working. Applied Psychology: Health and Well-Being, 7(3), 293–315. https://doi.org/10.1111/aphw.12049.

Villines, Z. (2024, Januari 15). Eustress vs. distress: What is the difference? Medical News Today. Retrieved 9 Mei, 2024, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/eustress-vs-distress.

Sumber Gambar
Shkraba, A. (2020, 8 Mei). Woman Writing on Tablet Computer While Using Laptop. Pexels. https://www.pexels.com/photo/photo-of-woman-writing-on-tablet-computer-while-using-laptop-4348401/.