Perilaku Manipulatif: Dampak Pola Asuh dan Lingkungan dalam Interaksi Psikologis
Perilaku manipulatif akhir-akhir ini menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan dalam masyarakat. Salah satu contoh kasus manipulatif yang ramai belakangan ini,yaitu kasus Johnny Depp dengan mantan istrinya Amber Heard yang diduga melakukan banyak perilaku manipulatif dalam rumah tangga mereka. Orang yang menjadi korban perilaku manipulatif akan mengalami tekanan batin karena dimanipulasi oleh pelaku. Korban manipulatif juga dapat berakhir mengalami kelelahan mental atau bahkan gangguan mental. Perilaku manipulatif ini bisa disebabkan oleh faktor internal individu seperti kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi dan juga faktor eksternal seperti pola asuh. Seiring perkembangan zaman, telah dilakukan banyak riset mengenai pengaruh antara pola asuh dan lingkungan yang dapat menjadi benih atau awal mula munculnya perilaku manipulatif. Tulisan ini, akan membahas lebih lanjut mengenai hubungan antara pola asuh dan lingkungan terhadap perilaku manipulatif.
Menurut Braiker (2004), perilaku manipulatif adalah salah satu teknik yang memengaruhi pengetahuan sosial dari suatu kelompok atau individu dengan tujuan untuk merubah perilaku dari kelompok atau individu lain secara licik, menipu, atau bahkan kasar demi memperoleh keuntungan pribadi pelaku. Kegiatan manipulasi cenderung memberikan beban terhadap korban dengan metode mengeksploitasi korban hingga penyalahgunaan pengetahuan psikologi secara negatif. Selanjutnya menurut Laily, dkk (2022), perilaku manipulatif adalah perilaku yang mencakup aspek perasaan dan hubungan. Perilaku manipulatif ditandai dengan berbohong dan tipu muslihat. Contoh dari perilaku manipulatif yaitu seseorang memberikan kata-kata indah sehingga orang lain dapat memercayainya. Kemudian menurut Puspitasari (2012), perilaku manipulatif, yaitu salah satu hasil dampak dari kebutuhan masa kecil yang tidak terpenuhi atau kalau saat ini disebut sebagai inner child.
Puspitasari (2012), menjelaskan bahwa penyebab perilaku manipulatif beraneka ragam. Pada anak kecil perilaku manipulatif sering terlihat pada sikap tantrum. Faktor penyebab munculnya perilaku ini, yaitu keinginan yang tidak terpenuhi. Ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan apa yang dia mau dan dia rasakan dapat menjadi penyebab adanya sifat manipulatif saat tantrum. Kesibukan orang tua dan respons orang tua saat menanggapi perilaku anak juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Bentuk atau gaya perilaku manipulatif yang terjadi seperti memaki, menyumpahi, memukul, mengkritik dirinya sendiri, merusak barang dengan sengaja, mengancam, dll. Faktor lain munculnya perilaku manipulatif tantrum pada anak dapat disebabkan oleh orang tua yang melampiaskan masalah pribadi terhadap anak secara negatif. Pola asuh otoriter atau mengekang dan terlalu memanjakan juga dapat menjadi penyebab perilaku manipulatif tantrum pada anak.
Penyebab perilaku manipulatif di atas menghasilkan taktik manipulasi psikologis yang dapat mempermainkan emosi seseorang. Jenis manipulasi psikologis tersebut dibedakan menjadi enam bentuk. Pertama yaitu playing victim, atau teknik memposisikan diri sebagai korban yang terluka demi membohongi musuh dan lingkungan (Piliang & Mulyadi, 2020). Kedua, yaitu love bombing atau bentuk ungkapan kasih sayang seseorang terhadap pasangannya mulai dari memberi perhatian, membelikan hadiah, atau memberi kejutan supaya dapat mengendalikan pasangannya. Teknik love bombing ini kebanyakan hanya memanjakan pasangan mereka di awal hubungan. Ketiga, yaitu gaslighting, yang merupakan bentuk lainnya dari manipulasi psikologi yang dilakukan dengan membuat korban merasa ragu tentang persepsi, kewarasan, dan ingatannya sendiri dengan menggunakan metode menyangkal, menyesatkan, kontradiksi, dan kebohongan (Dorpat, 1996). Teknik manipulasi psikologi yang keempat, yaitu triangulation yang melibatkan pihak ketiga dalam sebuah permasalahan sehingga pelaku menjadi lebih kuat. Kelima yaitu moving the goalposts, teknik ini dilakukan dengan cara menaikkan ekspektasi dalam lingkungan korban sehingga korban sulit untuk merasa cukup. Keenam atau yang terakhir, yaitu guilt tripping, teknik ini membuat korban merasa bersalah dan sungkan atau bahkan takut untuk melakukan penolakan (Fadli, 2023).
Beberapa cara menghadapi perilaku manipulasi agar tidak terjebak dan menjadi korban adalah dengan mengenali taktik dari pelaku dengan cara mengidentifikasi perilaku, memberikan batasan dengan pelaku, meningkatkan kesadaran diri, melakukan komunikasi terbuka, memutuskan hubungan, serta berbicara dengan psikolog atau psikiater (Makarim, 2023). Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, sebagai fenomena psikologis dan sosial, perilaku manipulatif terdiri dari faktor internal individu dan faktor eksternal seperti pola asuh dan lingkungannya. Pola asuh otoriter dan terlalu memanjakan anak dapat menjadi pemicu adanya perilaku manipulatif khususnya pada anak-anak. Selain itu, respons orang tua dalam menghadapi anak juga memberikan gambaran bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan perilaku manipulatif. Penting bagi individu untuk mengenali tanda-tanda dan dampak dari perilaku manipulatif baik sebagai korban maupun potensi pelaku. Sebab dengan pemahaman yang tepat, individu dapat mencegah dan mengatasi manipulasi psikologis.
Penulis
Ancilla Lukma Prasadi / Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2022
Penyunting
1. Ariolietha Joanna Kintanayu / Asisten P2TKP Angkatan 2023
2. Maria Putri Dwi Astuti / Asisten P2TKP Angkatan 2023
Daftar Acuan
Braiker, H. (2004). Who’s Pulling Your Strings? How to Break the Cycle of Manipulation and Regain Control of Your Life. McGraw-Hill Education.
Dorpat, T. L. (1996). Gaslighting, the Double Whammy, Interrogation, and Other Methods of Covert Control in Psychotherapy and Analysis. Jason Aronson Inc.
Fadli, R. (2023, November 8). Ini Bentuk-Bentuk Tindakan Manipulasi yang Perlu Diwaspadai. Halodoc. Retrieved 4 January 2024, from https://www.halodoc.com/artikel/ini-bentuk-bentuk-tindakan-manipulasi-yang-perlu-diwaspadai.
Cumicumi.com. (2023). Heboh! Ireland Baldwin Sebut Amber Heard Wanita Manipulatif. Retrieved 5 January 2024, from https://m.cumicumi.com/articles/cumi-celebs/6266e0e980e5915c3643d312/heboh-ireland-baldwin-sebut-amber-heard-wanita-manipulatif.
Kartiko, C., & Haq, A. I. (2022, October 31). 6 Tipe Manipulasi Psikologis yang Sering Terjadi. Yoursay. Retrieved 5 January 2024, from https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/10/31/144131/6-tipe-manipulasi-psikologis-yang-sering-terjadi.
Laily, I. N., Waryanti, E., & Muarifin, M. (2022). Inkontinensi Emosi (Gangguan Kepribadian Psikopat) Dalam Drama Korea “It’s Okay to Not Be Okay” Yang DisutradaraiOleh Park Shin-Woo. SEMDIKJAR5, 5, 868-890. https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/semdikjar/article/view/2394.
Makarim, F. R. (2023, November 12). Apa Itu Manipulasi? Ini Ciri dan Cara Tepat Mengatasinya. Halodoc. Retrieved 5 January 2024, from https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-manipulasi-ini-ciri-dan-cara-tepat-mengatasinya.
Piliang, W. S. H., & Mulyadi. (2020). Identifikasi Ujaran Kebencian Terkait Insiden Penusukan Wiranto. Jurnal Education and Development, 8(1), 345-351. https://www.researchgate.net/publication/340581078_Identifikasi_Ujaran_Kebencian_Terkait_Insiden_Penusukan_Wiranto.
Puspitasari, D. (2012). IDENTIFIKASI PERILAKU MANIPULASI TANTRUM (STUDI DESKRIPTIF PADA ANAK DI KB-TK ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG). Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies, 1(1), 1-4. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces/article/download/9195/5903.
Sumber Gambar
Tatianazaets. (2022, September 15). Manipulator concept vector illustration. Puppet master hands. . . iStock. https://www.istockphoto.com/id/vektor/ilustrasi-vektor-konsep-manipulator-tangan-dalang-memanipulasi-pikiran-manusia-gm1423921825-468788428?phrase=manipulation.