Karya Tulis,  Podjok Merenung

Diriku yang Berharga

Pernahkah kamu merasa malu ketika keluar rumah karena ada jerawat di wajahmu? Atau apakah kamu pernah merasa tidak percaya diri ketika memakai baju kesayanganmu, tapi lemak-lemak di perutmu terekspos? Atau mungkin kamu pernah merasa iri dengan teman-temanmu yang memiliki kulit putih bersih meskipun terpapar sinar matahari?

Jika kalian masih merasakannya, maka perlu kalian ketahui bahwa kalian tidak sendirian. Saya pun seringkali masih merasakan hal yang sama. Perasaan malu, tidak percaya diri, sedih, dan perasaan-perasaan lainnya masih terus saja menghantui kemanapun saya berjalan. Tak jarang pula, akhirnya saya membandingkan diri dengan orang lain. Dengan mereka yang menurut saya memiliki “kesempurnaan”. Padahal sebenarnya, jika dalam kondisi sadar, saya tahu bahwa di dunia ini tidak ada seorangpun yang sempurna. Setiap orang memiliki kekurangan dan keterbatasannya masing-masing, yang tentu saja berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bukan?

Disisi lain, saya merasa bahwa perasaan ini adalah salah. Namun, semua ini sudah sangat mengakar dalam diri saya, dan rasanya sangat sulit untuk melepaskan perasaan atau pemikiran yang sudah bertahun-tahun hidup dan tumbuh bersama. Akan tetapi, semakin lama saya hidup berdampingan dengan perasaan ini, semakin sakit pula saya dibuat olehnya. Dengan adanya perasaan ini, saya akan terus menerus merendahkan diri dan menganggap diri tidak berharga. Semakin lama saya membiarkan perasaan tersebut tumbuh bersama, semakin dalam pula luka yang saya biarkan menggerogoti kehidupan saya.

Saya tersadar bahwa ternyata selama ini saya tidak mencintai diri apa adanya. Saya terlalu berfokus pada semua kekurangan yang terlihat dalam diri saya. Padahal alangkah senangnya jika saya bisa mencintai diri sendiri dengan sepenuhnya. Tidak perlu memikirkan banyak hal ketika ingin pergi keluar. Tak perlu bersusah payah untuk menutupi jerawat dengan masker yang membuat saya kesulitan bernapas. Saya juga tak perlu khawatir akan pandangan orang lain terhadap penampilan yang saya tunjukkan. 

Dengan banyaknya perasaan yang berkecamuk dalam diri ini, akhirnya saya memutuskan untuk belajar sedikit demi sedikit untuk mencintai ketidaksempurnaan yang ada. Awalnya, terasa sulit untuk melihat bahwa diri ini berharga. Sampai pada akhirnya, saya mencoba mencari makna dari apa itu mencintai diri sendiri. Saya menemukan banyak arti dalam mencintai diri dari para ahli. Ada yang mengatakan bahwa mencintai diri sendiri adalah kesadaran pribadi untuk tidak menghakimi diri sendiri dan membandingkannya dengan orang lain (Masithoh et al., 2023). Ahli lainnya, yaitu Margareth Paul Ph.D, mendefinisikan bahwa mencintai diri sendiri merupakan cara untuk memahami nilai sebenarnya yang ada pada diri sendiri (Yasmin & Fardani, 2020). Pengertian yang cukup mendalam juga saya temukan, yaitu bahwa mencintai diri sendiri berarti merupakan suatu keadaan di mana seseorang menerima kelemahannya, menghargai kekurangan yang ada pada dirinya, dan memiliki belas kasih terhadap dirinya. Hal ini juga berarti bahwa dirinya tidak hanya merawat tubuhnya yang terlihat secara fisik, namun juga bagaimana ia dapat bertutur kata dengan baik, menghormati serta menghargai karakter dan kemampuan yang dimilikinya (Munadzirotul, 2022). 

Masih sangat banyak definisi yang ada terkait dengan mencintai diri sendiri. Namun, dari banyaknya pengertian yang ada, saya menemukan satu arti yang mampu membuat saya memiliki keinginan untuk sedikit demi sedikit belajar mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri versi saya adalah bahwa saya mengetahui apa yang terjadi pada diri saya dan semuanya itu adalah sebuah proses untuk menjadi pribadi yang baru dan lebih baik di kemudian hari. Yah, saya mengakui, meski terkadang saya tetap merasa kesulitan untuk menerima semua hal yang terjadi pada diri ini, tetapi saya terus berusaha dan berpikir bahwa semua yang terjadi dan ada pada diri saya saat ini bukan hanya sekedar sesuatu yang tidak memiliki makna. Semua yang terjadi, seperti jerawat yang muncul menandakan bahwa saya harus lebih rajin untuk merawat diri sendiri. Badan yang mulai menggemuk menandakan bahwa saya belum bisa mengendalikan keinginan untuk makan yang berlebihan atau mungkin saya kurang berolahraga. Ada banyak alasan dari terjadinya sesuatu pada diri saya sendiri. Dengan mengetahui alasannya berarti saya ingin di hari-hari mendatang diri ini menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. 

Semakin kita mengenal diri dan mencintai diri kita, semakin bahagia kita dibuatnya. Tidak perlu adanya pengakuan dari orang lain, hanya perlu saya dan diri saya sendiri yang tahu bahwa diri ini memang memiliki nilai yang tidak semua orang bisa melihatnya.  Jadi, apakah teman-teman sudah belajar mencintai dirimu sendiri? Kalau belum, kalian belum terlambat. Masih ada banyak waktu dan cara yang bisa saya dan kalian pakai untuk belajar mencintai diri sendiri. Namun, yang terpenting, carilah makna mencintai diri sendiri versi dirimu dan terapkan di kehidupanmu.

Saya tunggu cerita baik kalian, ya! 

 

Penulis
Loly Graceola Warjito / Asisten P2TKP Angkatan 2023

Penyunting
Maria Putri Dwi Astuti / Asisten P2TKP Angkatan 2023


Daftar Acuan
Masithoh, D. S., Sumarlin, R., & Afif, R. T. (2023). Perancangan Desain Karakter Animasi 2D dengan Judul “Am I Enough” untuk Menumbuhkan Kesadaran Kesehatan Mental kepada Mahasiswa untuk Lebih Mencintai Diri Sendiri. E-Proceeding of Art & Design, 10(2), 1778–1804.

Munadzirotul, F. (2022). Self Love pada Santriwati Penghafal Al-Qur’an di PPTQ Darul Mubtadi-Aat Kediri [IAIN Kediri]. https://etheses.iainkediri.ac.id/4370/3/933410717.

Yasmin, A. N., & Fardani, R. A. (2020). KONSTRUKSI MAKNA LOVE YOURSELF DAN MENTAL HEALTH AWARENESS BAGI ARMY (KELOMPOK PENGGEMAR BTS) TERHADAP LAGU DAN CAMPAIGN MILIK BTS. SOURCE : Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2), 206. https://doi.org/10.35308/source.v6i2.2064.

Sumber Gambar
Dokumentasi Pribadi