It Always Seems Impossible Until It’s Done
Terkadang, ketika dalam proses mencapai suatu tujuan, jalan yang kita lalui tidak selalu mulus. Hambatan bisa muncul di awal perjalanan, di tengah, bahkan ketika kita hampir sedikit lagi mencapai tujuan, hambatan tersebut baru muncul. Tanpa adanya rambu-rambu bahaya akan datang, ekspektasi kita untuk bisa mengarungi perjalanan ini dengan nyaman dan lancar juga semakin tenggelam.
Dalam hidup, pastinya setiap tahun saya akan merasakan kondisi seperti di atas setidaknya satu kali. Tentunya tujuan yang saya capai dan sumber masalahnya juga berbeda-beda. Namun, akan ada respons negatif yang saya berikan dengan berulang. Saya akan merasa terpukul dan meratapi nasib, lalu mempertanyakan segala keputusan saya, merasa diri tidak berdaya dan usaha saya sia-sia hingga akhirnya merasa bahwa kondisi ini rasanya mustahil untuk ditaklukkan. Lalu, apakah dalam setiap momen itu saya akan menyerah dan gagal? Puji Tuhan, saya bisa bangkit lagi meski di awal saya penuh dengan keraguan akan kemampuan dan kondisi saya tersebut.
Ketika saya sudah berada dalam masa terpuruk, saya memiliki moto yang selalu saya gaungkan dalam kepala saya. Begini bunyinya, “It always seems impossible until it’s done.” Seperti ketika saya menghadapi tantangan yang sangat berat, rasanya tidak mungkin saya bisa mencapai target saya. Namun, ketika masalah sudah bisa saya selesaikan, wah, saya bisa juga, ya, mencapai tujuan saya tersebut. Ternyata, hal yang awalnya saya anggap mustahil bisa menjadi kenyataan.
Tentunya moto tersebut tidak hanya bekerja sebagai harapan. Ketika saya mengingat moto tersebut saat menghadapi kesulitan, saya tidak berharap dan yakin semuanya akan selesai. Ingat, bukan, bahwa momen-momen sulit saya rasakan juga setiap tahun? Moto itu membantu saya mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu, tentang bagaimana saya juga menyangsikan semua usaha saya, tetapi akhirnya saya bisa tetap bangkit dan mencapai tujuan saya. Moto tersebut membuat diri saya yakin akan kemampuan yang selama ini sudah saya miliki dan jika dahulu saya pernah berada di kondisi sulit, pasti saya bisa menghadapi tantangan saat ini juga.
Dalam Psikologi, keyakinan individu terkait kemampuan mereka untuk bisa mencapai hasil tertentu biasa disebut dengan self-efficacy. Self-efficacy akan berpengaruh pada aspek kognitif dan afektif, contohnya bagaimana individu berpikir, merespons emosi, berperilaku, dan memotivasi dirinya (Bandura, 1994). Setiap individu akan memiliki tingkat self-efficacy yang berbeda. Nah, salah satu sumber yang berdampak pada tinggi rendahnya self-efficacy adalah pengalaman.
Menurut Margolis dan McCabe (2006), dengan menemukan pengalaman akan keberhasilan yang pernah individu alami, mereka dapat meningkatkan self-efficacy yang dimiliki. Melalui pengalaman yang sama, individu akan memiliki ekspektasi terkait dengan hasil yang ingin dicapai. Hal tersebut akan menentukan seberapa besar usaha yang akan kita kerahkan dan seberapa lama kita dapat bertahan dalam kondisi sulit tersebut (Bandura, 1977). Sebaliknya, jika individu hanya terikat pada pengalaman akan kegagalan, mereka cenderung akan meragukan kemampuannya, berusaha menghindar, dan cepat menyerah.
Melalui penjelasan di atas, terlihat proses yang sama ketika saya berusaha bangkit dan kembali merasa berdaya setelah mengingat kembali pengalaman perjuangan saya di masa lalu. Saya mengingat kembali moto hidup yang membuat saya yakin bahwa semua tantangan bisa saya selesaikan dan tidak mustahil karena saya pernah mengatasi tantangan lain seperti saat ini. Ekspektasi tersebut membuat saya termotivasi dan berusaha berjalan perlahan menghadapi situasi sulit tanpa terlarut dalam pikiran dan juga emosi negatif. Dengan terus berjuang penuh harapan dan kesabaran, secara tidak langsung, saya juga bergerak semakin dekat mencapai tujuan saya.
Kin saya tahu bahwa semua proses pencapaian tujuan memang memiliki tantangan dengan bobot tersendiri. Meskipun begitu, dalam setiap tantangan yang rasanya mustahil bisa saya taklukkan, saya dapat kembali menemukan keyakinan akan kemampuan saya dengan mengingat kembali semua perjuangan saya selama ini. Jika kita sudah hidup sampai saat ini, pasti kita pernah mengalami beberapa situasi sulit. Meski konteks dan jenis masalah yang kita lalui berbeda dari yang sekarang, jangan pernah lupakan usaha dan keberhasilan kita saat mampu menghadapi hambatan yang lalu. Semua pasti akan berakhir dengan baik jika kita terus mau bergerak meski jalannya sangat berliku-liku. Kita sudah sampai sejauh ini berkat usaha kita sendiri dan kita akan tetap bisa mengarungi perjalanan di depan dengan tantangan lain seperti yang pernah kita lakukan dahulu.
Yakinlah pada kemampuan yang kamu miliki. Semua pasti akan terasa mustahil dan berat hingga kita berhasil menyelesaikan misi kita. Ketika sudah selesai, ingat kembali perasaan negatif dan keraguan yang pernah muncul, pasti kamu akan berbangga pada semua jerih payah dan perjuanganmu selama ini. Hmm… Ternyata enggak mustahil juga, ya. 😃
Penulis
Regina Caeli Citra Sakunthala (Asisten P2TKP Angkatan 2022)
Penyunting
1. Bernadeta Karisma Putri (Asisten P2TKP Angkatan 2022)
2. Ariolietha Joanna Kintanayu (Asisten P2TKP Angkatan 2023)
3. Putu Maharani Karuna Citra (Asisten P2TKP Angkatan 2021)
4. Maria Putri Dwi Astuti (Asisten P2TKP Angkatan 2023)
Daftar Acuan
Bandura, A. (1977). Self-efficacy: toward a unifying theory of behavioral change. Psychological review, 84(2), 191.
Bandura, A. (1994). Self-efficacy (V. Ramachaudran, Ed.). Academic Press.
Margolis, H., & McCabe, P. P. (2006). Improving self-efficacy and motivation: What to do, what to say. Intervention in school and clinic, 41(4), 218-227.
Sumber Gambar
Yuritabolin. (2020). Paper with text I can’t do it and scissors on yellow background [Stock Image]. Adobe Stock. https://stock.adobe.com/id/search?k=”i+can+do+it”&asset_id=403395392.