Karya Tulis,  Podjok Merenung

Dari Diri Saya, Untuk Diri Saya

Hidup dengan orang lain akan ada akhirnya, tapi hidup dengan diri sendiri itu selamanya.”

Waktu lagi duduk dan sibuk bercanda bareng teman di kantin, tiba-tiba ingat dulu pernah salah omong di depan banyak orang. Tiba-tiba ada cewek cantik lewat di depan mata, langsung merasa tak percaya diri karena tak secantik dia. Saya pribadi tak jarang mengalami hal ini, tiba-tiba merasa percaya diri dengan diri saya, tapi ada kalanya pula tiba-tiba merasa tak bisa menerima diri sendiri karena sadar akan banyaknya kekurangan dalam diri. Kita justru lupa dengan kelebihan-kelebihan yang sebenarnya juga ada dalam diri masing-masing. Ternyata sulit, ya, menerima diri sendiri walaupun kita sudah hidup bertahun-tahun dengan diri kita sendiri.

Sebagai manusia, kita tentu memiliki kelebihan dan kekurangan diri masing-masing. Artinya, kita tidak bisa lepas—menolak keberadaan kedua hal tersebut dalam diri kita. Akan tetapi, kita bisa berusaha untuk mengenali dan menerima kelebihan ataupun kelemahan diri masing-masing. Kita bisa mengakui bahwa kita memiliki kelebihan, tetapi juga menerima bahwa di samping kelebihan itu, kita masih memiliki kekurangan. Kemampuan itu disebut sebagai self-acceptance atau penerimaan diri (Gupta, 2022; American Psychological Association, n.d.).

Penerimaan diri punya peran penting dalam menjaga kesejahteraan mental. Penerimaan diri yang rendah berkaitan dengan gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan (MacInnes, 2006). Selain itu, kepercayaan diri juga akan menurun dan perasaan benci pada diri sendiri juga dapat muncul akibat rendahnya penerimaan diri (Gupta,  2022). Oleh karena itu, ada beberapa cara yang bisa dipraktikkan untuk meningkatkan penerimaan diri, misalnya dengan melakukan meditasi mindfulness. Meditasi membantu kita untuk menyadari emosi-emosi yang muncul selama meditasi dan mengamati emosi tersebut. Kita berusaha untuk tidak menilai emosi yang kita rasakan sebagai baik atau buruk sehingga otak kita dapat terlatih untuk merespons kecemasan dengan lebih tenang (Harvard Health Blog, 2016; Farb et al., 2012). 

Saya pribadi pernah mempraktikkan meditasi ini. Hasilnya? Ternyata memang benar sesuai dengan apa yang dijelaskan di atas. Saat itu, saya sering cemas karena merasa orang lain tidak suka dengan diri saya yang membuat saya juga merasa tak suka dan tak bisa menerima diri saya sendiri. Saya merasa ada lebih banyak kekurangan pada diri saya yang membuat orang lain, bahkan diri saya sendiri, sulit untuk menerima diri saya apa adanya. Akhirnya, tidak ada hal dari diri saya yang membuat diri ini merasa puas dan bahagia. Hanya ada benci dan terus bertanya-tanya, mengapa saya seperti ini atau mengapa saya tidak begitu

Meditasi jadi solusi terakhir bagi saya saat itu yang sedang hilang arah untuk kembali ke diri saya sendiri. Saya melakukan meditasi sekitar satu bulan sekali dan ternyata pikiran-pikiran cemas itu pelan-pelan hilang begitu saja. Saya jadi tidak terlalu memusingkan apakah orang lain suka atau tidak dengan diri saya. Akhirnya, saya pun bisa lebih menerima fakta bahwa saya memang memiliki kekurangan, tetapi saya juga punya hal-hal baik dari diri saya yang bisa dibanggakan.

Kalau kita sulit menerima diri sendiri, yuk, coba meditasi! Hidup dengan orang lain akan ada akhirnya, tapi hidup dengan diri sendiri itu selamanya. Jadi, mari kita belajar menerima dan mencintai diri kita sendiri!

 

Penulis
Bernadeta Karisma Putri (Asisten P2TKP Angkatan 2022)

Penyunting
Putu Maharani Karuna Citra (Asisten P2TKP Angkatan 2021)


Daftar Acuan
American Psychological Association. (n.d.). Self-acceptance. APA Dictionary of Psychology. Retrieved May 15, 2023, from https://dictionary.apa.org/self-acceptance

Farb, N., Anderson, A., & Segal, Z. (2012). The Mindful Brain and Emotion Regulation in Mood Disorders. Canadian Journal of Psychiatry, 57(2), 70-77. https://doi.org/10.1177/070674371205700203

Gupta, S. (2022, September 14). How to Embrace Self-Acceptance. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/self-acceptance-characteristics-importance-and-tips-for-improvement-6544468

Harvard Health Blog. (2016, May 16). Greater self-acceptance improves emotional well-being. Harvard Health Publishing. https://www.health.harvard.edu/blog/greater-self-acceptance-improves-emotional-well-201605169546

MacInnes, D. L. (2006). Self-esteem and self-acceptance: an examination into their relationship and their effect on psychological health. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing, 13(5), 483-489. https://doi.org/10.1111/j.1365-2850.2006.00959.x

Sumber Gambar
Bálint, M. (2021). Woman in white tank top photo [Stock Image]. Unsplash. https://unsplash.com/photos/NW61v3xF0-0.