Karya Tulis,  Podjok Merenung

Cyber Psychology: Nyata Atau Maya?

Dewasa ini, dunia maya menjadi salah satu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan kita sebagai individu. Banyak di antara kita yang menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk berselancar di dunia maya dan tidak jarang pula membuat sebuah jaringan pertemanan baru melalui dunia maya. Pernahkah kalian bertanya pada diri sendiri, apakah sosok yang kalian jumpai merupakan seseorang dengan kepribadian yang sama di dunia nyata?

Walaupun menjadi topik pembahasan yang masih cukup jarang diperbincangkan, nyatanya cyber psychology memiliki segudang isu penting yang perlu dikaji. Pembahasan mengenai cyber psychology sesungguhnya sudah dimulai pada pertengahan tahun 1990-an (Suler, 1996-2007; Whittle, 1997; Wallace, 1998; Gordo-López & Parker, 1999), tetapi baru mulai ramai dibahas pada satu dekade terakhir ini.

Salah satu hal yang paling menarik untuk dibahas adalah bagaimana seseorang menunjukkan persona yang berbeda antara di dunia nyata dengan dunia maya. Tidak dapat dimungkiri, saat ini banyak individu yang terlibat dalam interaksi sosial melalui media daring. Di dunia maya, setiap individu memiliki kebebasan yang sama untuk saling mengunggah, memberikan pendapat, bahkan memengaruhi satu sama lain. Dunia maya memberikan kesempatan yang lebih luas bagi setiap individu untuk membentuk sebuah ikatan pertemanan yang baru. Helmi et al. (2017) mencoba melakukan penelitian mengenai aspek-aspek apa saja yang terkandung dalam pertemanan di dunia maya, yaitu:

1. Perilaku Berbagi
Berbagi merupakan sebuah cara mengungkapkan diri dan mendapatkan eksistensi di dunia maya. Kehidupan di dunia maya menjadi lebih dinamis dengan adanya individu yang memiliki keinginan untuk berbagi.

2. Kesukarelaan
Dalam pertemanan di dunia maya, individu dapat lebih leluasa untuk menentukan dengan siapa mereka ingin berteman atau ketika mereka ingin memutuskan suatu hubungan pertemanan.

3. Mutualisme yang Suportif
Keberlangsungan pertemanan dalam dunia maya sering kali dihubungkan dengan interaksi mutualisme yang terjadi. Mutualisme yang suportif dapat tercermin melalui adanya interaksi timbal balik yang positif.

4. Kebersamaan
Meskipun kebersamaan di dunia maya tidak sedalam atau selekat pertemanan di dunia nyata, tidak menutup kemungkinan bahwa kebersamaan di dunia maya dapat menimbulkan kesenangan tersendiri bagi individu yang melakukannya.

Terkait dengan cyber psychology, beberapa kali saya merasa bahwa persona yang saya tunjukkan di dunia maya berbeda dengan persona saya dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa hal yang saya rasakan kurang nyaman untuk berbagi kepada orang-orang yang tidak terlalu saya kenal betul di media sosial.

 

Penulis
Chatryn Gunawan (Asisten P2TKP Angkatan 2022)

Penyunting
Putu Maharani Karuna Citra (Asisten P2TKP Angkatan 2021)


Daftar Acuan
Helmi, A. F., Rembulan, C. L., & Priwati, A. R. (2021). Riset-riset cyberpsychology.

Takwin, Bagus. (2020). Pesan dari Editor-in-Chief: Tantangan Psikologi Siber. Jurnal Psikologi Sosial, 18(1), 3 – 4. 10.7454/jps.2020.02.

Sumber Gambar
Preez, P. D. (2017). Person using smartphone photo [Stock Image]. Unsplash. https://unsplash.com/photos/BjhUu6BpUZA?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText.