Liburan atau Beban?
Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata “liburan”? Jalan-jalan ke pantai? Paralayang di gunung? Atau bisa pula menikmati film yang sudah sejak lama berada di watchlist pribadi Anda?
Aktivitas-aktivitas yang kita bayangkan biasanya menggambarkan bahwa liburan adalah waktu dimana kita dapat terbebas dari pekerjaan kita. Sayangnya, kenyataan tidak selalu berjalan demikian. Ada kalanya, meskipun tidak berhadapan dengan hal-hal berbau pekerjaan selama liburan, kita masih merasa perlu menyusun rencana tertentu terkait pekerjaan yang nantinya akan kita lakukan setelah liburan berakhir. Alih-alih menikmati liburan, pikiran kita mungkin terpaku pada kemungkinan-kemungkinan tentang hasil pekerjaan kita di kemudian hari. Padahal, jika dipikirkan kembali, kemungkinan hal tersebut sebenarnya belum tentu akan terjadi.
Ketika pikiran kita terus-menerus berusaha melihat ke masa depan, liburan yang seharusnya menjadi waktu dimana kita beristirahat dan mengembalikan energi, justru terasa melelahkan dan terbuang sia-sia. Akibatnya, ketika liburan berakhir, kita malah melanjutkan pekerjaan kita dengan kondisi yang lebih berat dari sebelumnya. Inilah alasan kita perlu mengembalikan pikiran dan fokus kita pada saat ini—yang dalam hal ini menikmati masa liburan yang kita miliki. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan mempraktikkan konsep mindfulness. Mindfulness mengacu pada bagaimana kita menyadari apa yang kita alami saat ini secara terbuka, tanpa usaha untuk membatasi atau menghakimi diri sendiri. Penelitian-penelitian psikologi yang dilakukan sebelumnya juga menemukan bahwa mindfulness membuat kita lebih efisien dalam berpikir, serta mampu mengendalikan perhatian atau fokus kita sehari-hari (Menardo et al., 2022).
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menerapkan mindfulness? Hal ini dapat dilakukan sesederhana menyadari apa yang kamu rasakan dari kelima indera yang kita miliki tepat pada momen ini. Kita bisa memulai dengan menyadari hal-hal berikut (Positive Psychology, n.d.):
-
- 5 hal yang terlihat oleh mata
- 4 hal yang kulit kita rasakan
- 3 hal yang dapat didengar
- 2 hal yang dapat dicium oleh hidung
- 1 hal yang bisa kita kecap dengan lidah
Secara pribadi, saya menyukai kegiatan ini. Selain praktis, kegiatan singkat ini dapat saya rasakan membantu menenangkan pikiran saya agar bisa lebih hadir pada saat ini. Mari kita coba simulasikan!
Coba kita bayangkan. Pada suatu kesempatan, kita sudah berencana menghabiskan liburan dengan mengunjungi wisata alam bersama teman terdekat kita. Akan tetapi, selama perjalanan kita masih mengkhawatirkan pekerjaan yang perlu diselesaikan setelah liburan tersebut. Kita mungkin akan merasa gelisah sepanjang liburan. Namun, ketika kita mampu mengajak diri sendiri menikmati angin sejuk dan suasana yang tenang dari pepohonan hijau yang berbaris di sepanjang jalan, kegelisahan yang kita rasakan pun seketika mampu kita kesampingkan.
Akhir-akhir ini, jujur, saya dihadapkan pada tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah saya emban. Saya pun sering khawatir apakah saya akan dapat melakukannya dengan baik. Bahkan, ketika liburan tahun baru datang dan berkesempatan untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman dekat saya, keraguan dan kekhawatiran tersebut masih sering hadir mendistraksi pikiran saya. Kegiatan kecil ini yang membantu saya merasa lebih tenang dan menerima apa pun hasil pekerjaan saya nanti. Dari kegiatan ini, saya belajar bahwa apa yang bisa saya kendalikan adalah bagaimana saya melihat realitas saat ini. Nyatanya, kekhawatiran saya belum terjadi dan saya juga sedang tidak dalam peran untuk mengerjakan tanggung jawab saya, jadi mengapa liburannya tidak dinikmati saja?
Terlebih lagi, pekerjaan memang akan selalu ada dan menanti untuk diselesaikan. Akan tetapi, ketika kita mampu mengendalikan perhatian kita, kita mampu menjalani keseharian kita sesuai dengan porsinya. Satu hal yang saya sadari bahwa liburan memang tidak sepenuhnya berarti tidak ada pekerjaan yang perlu kita selesaikan saat ini, tetapi bagaimana kita mampu melepaskan kekhawatiran tentang pekerjaan sejenak untuk menikmati apa yang kita miliki saat ini.
Penulis
Savvy Dilly Sanjaya (Asisten P2TKP Angkatan 2022)
Penyunting
1. Verena Diandra Hermawan (Asisten P2TKP Angkatan 2022)
2. Putu Maharani Karuna Citra (Asisten P2TKP Angkatan 2021)
Daftar Acuan
Menardo, E., Di Marco, D., Ramos, S., Brondino, M., Arenas, A., Costa, P., Vaz de Carvalho, C., & Pasini, M. (2022). Nature and Mindfulness to Cope with Work-Related Stress: A Narrative Review. International journal of environmental research and public health, 19(10), 5948. https://doi.org/10.3390/ijerph19105948.
Nortje, A. (2020, May 14). Mindful Thinking: 4+ Ways to Stop Ruminating & Overthinking. Positive Psychology. https://positivepsychology.com/mindful-thinking/.
Positive Psychology. (n.d.). The Five Senses Worksheet. https://positive.b-cdn.net/wp-content/uploads/The-Five-Senses-Worksheet.pdf.
Sumber Gambar
GodShepherdly, A. G. M. (2018). Closeup Photo of Person’s Foot Near Mountain [Stock Image]. Pexels. https://www.pexels.com/photo/closeup-photo-of-person-s-foot-near-mountain-837745/.