Artikel,  Karya Tulis

Pentingkah Mengatur Emosi? 

Kita mengenal sesuatu yang dinamakan emosi. Emosi yang kita miliki bisa negatif  dan bisa positif. Emosi punya kekuatan yang bisa mengarahkan kita untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Contohnya jika hasil akhir semester yang tidak sesuai dengan harapan padahal kita sudah berusaha semaksimal mungkin, kita merasakan emosi sedih dan kecewa. Apa yang kita lakukan setelah merasa sedih dan kecewa? Mencoba belajar lebih giat lagi atau pasrah dengan keadaan untuk semester depan? Sangat penting untuk menilai kapan harus bertindak sesuai dengan emosi yang dirasakan dan memahami bagaimana mengatur emosi kita sehingga kita dapat menggunakannya secara optimal.

              Gross (2007) menyampaikan bahwa regulasi emosi adalah usaha individu untuk membuat pengaruh dari emosi yang mereka miliki, saat mereka rasakan, dan bagaimana emosi ini dialami dan diekspresikan. Definisi dari regulasi emosi meliputi perasaan negatif dan positif serta bagaimana kita bisa menggunakan dan mengontrolnya.

Regulasi emosi memiliki 3 aspek yang bisa diterapkan dalam kemampuan mempertahankan emosi seseorang menurut Gross (1998) yaitu :

  • Emotion Monitoring

Memonitor emosi adalah kemampuan seseorang untuk menyadari dan memahami keseluruhan proses yang terjadi dalam diri seperti perasaan, pikiran, dan latar belakang tindakan yang dilakukan. Kesadaran diri akan membantu dalam mencapai aspek-aspek yang lain. Memonitor emosi dapat membantu individu terhubung dengan emosi dan pikiran yang membuat individu mampu memberi nama emosi yang muncul.

  • Emotion Evaluation

Mengevaluasi emosi adalah kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi-emosi yang dialami. Khususnya untuk mengelola emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa, dan benci akan membuat individu tidak terbawa dan terpengaruh. Emosi negatif biasanya membuat seseorang bertindak tidak rasional.

  • Emotion Modification

Modifikasi emosi adalah kemampuan individu untuk mengubah emosi sehingga mampu menjadi motivasi diri terutama ketika individu berada dalam keadaan putus asa, cemas, dan marah. Kemampuan ini membuat individu mampu menumbuhkan optimisme, harapan, dan membuat individu mampu bertahan dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi hambatan.

Individu yang mengalami kesulitan dalam regulasi emosi umumnya akan sulit untuk beradaptasi, menjalin relasi, dan mempertahankan hubungan yang telah terjalin dengan orang lain. Ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk melatih regulasi emosi seperti pemilihan cara mengatasi emosi dalam diri. Melakukan pertimbangan terkait langkah yang akan diambil setelah merasakan emosi tersebut dengan melihat keadaan dan situasi yang ada. Lalu kita juga bisa mencoba modifikasi situasi, yaitu mencoba membentuk diri kita untuk menjadi hal-hal yang kita inginkan. Contohnya dengan mengubah fokus emosi negatif menjadi sebuah motivasi diri agar bisa menjadi versi dari diri yang lebih baik.

 

Referensi

Asta, D. (2020, July 30). Regulasi Emosi Dalam Psikologi (Pengertian, Tata Cara, Penerapan). Retrieved from dosenpsikologi.com: https://dosenpsikologi.com/regulasi-emosi-dalam-psikologi

Gross, J. J. (1998). The Emerging Field of Emotion Regulation: An Integrative Review. Review of General Psychology, 271-299.

Rotternberg, J., & Gross, J. J. (2007). Emotion and Emotion Regulation: A Map for Psychotherapy Researchers. Clinical Psychology: Science and Practice , 323-328.

 

Penulis : Annisa Rafa

Penyunting : Gihon Gracia Wargya Utami

Leave a Reply