INTEGRITAS: MENJADI DIRI SENDIRI
15/04/2019
Berbicara mengenai integritas, selama ini saya tidak pernah tahu apa sebenarnya integritas. Di dalam pemikiran saya, seseorang dikatakan memiliki integritas apabila seseorang memiliki kualitas dan wibawa atau orang yang memiliki peran penting dalam sebuah pekerjaan.
Dalam Cloud (2006), menurut Oxford Dictionary, integritas adalah “the quality of being honest and having strong moral principles; moral uprightness” yaitu kualitas bersikap jujur dan memiliki prinsip moral yang kuat; moral kejujuran. Ketika kita berbicara mengenai integritas, kita berbicara bagaimana kita menjadi seseorang yang utuh (wholeness) dan efektif (effectiveness). Melalui penjabaran ini, saya menyimpulkan bahwa seseorang dapat dikatakan berintegritas ketika seseorang mampu bersikap jujur dalam setiap tingkah laku, perbuatan, cara bersikap, cara berpikir, dan dalam pengambilan keputusan dalam setiap situasi. Artinya dalam situasi apapun seseorang dapat bersikap konsisten pada dirinya sendiri, dengan cara itulah seseorang bersikap jujur pada dirinya sendiri.
Baru-baru ini saya mengikuti kegiatan volunteer menjadi pengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah desa di Nakhon Sawan, Thailand. Dalam Psychology Today, menjadi seorang sukarelawan merupakan salah satu tanda bahwa seseorang memiliki integritas, namun hanya dalam tingkat integritas tertentu. Tingkat integritas tinggi ditunjukkan pada sukarelawan yang melakukan kegiatan sukarela berkelanjutan yang membutuhkan pengorbanan waktu yang nyata. 6 minggu jauh dari keluarga tentunya merupakan hal terberat bagi saya apalagi seharusnya saya berada di rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Pernah saya mengalami homesick, namun melihat kedua orang tua yang sangat bangga melihat saya yang berhasil membuat keputusan terbesar selama saya hidup 20 tahun, saya merasa semakin yakin bahwa tinggal jauh dari orang tua yang berbeda negara tentu akan memberikan hal positif bagi saya dan bagi orang-orang di sekitar saya.
Hal yang saya lakukan di Thailand pun pernah membuat saya meremehkan dan meragukan diri sendiri. Apakah saya mampu mengajar anak-anak yang sama sekali tidak menguasai bahasa Inggris? Lambat laun, anak-anak mampu menghafalkan angka dalam bahasa Inggris dan bahkan mengucapkan selamat pagi kepada saya dalam bahasa Inggris. Hal ini tentu membuat saya sangat bangga pada anak didik saya karena mereka mampu menggunakan bahasa Inggris untuk menyapa saya. Semakin lama semakin banyak peningkatan yang terjadi selama saya mengajar anak-anak. Selama 6 minggu saya berada di sekolah Banwangchumphon, mengajar anak-anak setiap hari tentunya membawa pengaruh besar pada diri saya, terutama cara saya melihat kejujuran dari anak-anak dan bahkan mereka tidak ragu untuk membagikan cinta pada orang lain.
Setelah kembali ke Indonesia, saya semakin yakin pada diri saya sendiri bahwa saya sangat menyukai kegiatan sosial yang memberikan cinta pada orang lain yang tidak seberuntung saya. Saya telah melakukan kegiatan volunteer sebanyak dua kali dan saya mulai ketagihan untuk melakukan hal serupa namun berbeda bentuk, karena saya sudah dua kali melakukan volunteer dan menjadi pengajar. Saya ingin memperkaya diri saya dengan ilmu dan berharap suatu saat nanti saya bisa membagikannya pada orang lain yang membutuhkan.
Namun, sampai detik ini saya masih merasa bahwa ada orang yang tidak menyukai perbuatan saya atau bahkan membicarakan saya di belakang dan ini hanya ada di pikiran saya sendiri, saya bahkan tidak mendengar hal buruk yang dikatakan oleh orang lain tentang saya. Justru inilah yang membuat saya tidak berintegritas dan tentunya menghalangi jalan saya menjadi diri saya sendiri.
Referensi:
Cloud, H. 2006. Integrity-The courage to meet the demans of reality
https://www.psychologytoday.com/us/blog/insight-is-2020/201504/7-signs-people-integrity, diunduh pada Selasa, 14 Agustus 2018
Penulis : Lucia Citra Pertiwi
Editor : S. Margareth
Previous
Pengumuman Libur
Newer