The Color of Integrity
Tidak seorang pun di dunia ini yang ingin ditolak oleh orang lain secara utuh. Setiap orang tentu ingin diterima dengan ramah. Tidak dipungkiri, perasaan ingin diterima kadang kala membawa diri untuk terpengaruh lingkungan, entah dalam konteks hal yang sesuai atau tidak sesuai dengan prinsip diri sendiri.
Berbagai nilai yang dipegang sejak lama menjadi goyah dan sulit untuk dipertahankan. Ketakutan untuk merasa ditolak oleh lingkungan, untuk dihakimi, dan untuk tampil beda seringkali menghalangi diri untuk mampu menunjukkan integritas dalam aktivitas sehari-hari.
Meminta teman untuk melakukan TA (titip absen), mengambil gambar dan menyimpan hal-hal terkait alat tes, dan tidak hadir tepat waktu dalam suatu kegiatan (seperti kuliah atau bekerja) adalah contoh-contoh tindakan yang tidak berintegritas. Rasa nyaman karena menjadi “sama” dengan yang lain terkadang membuat diri menjadi terlena dan menghambat diri dalam mewujudkan sikap berintegritas. Apakah sekarang kita sudah berani tampil beda untuk menerapkan nilai-nilai integritas atau masih cenderung ikut-ikutan?
Ada sebuah pepatah dalam bahasa inggris yang berbunyi, “Integrity is doing the right thing, even when no one is watching”. Saya mengajak kalian semua sebagai pembaca. Mari kita sama-sama belajar untuk berani tampil beda dalam memberikan warna baru dalam menerapkan nilai integritas di kehidupan sehari-hari.
Penulis: Vania Susanto
Editor: Ivan Anwar