LPMAI USD – Lembaga Penjaminan Mutu dan Audit Internal (LPMAI) pada Kamis, 1 Desember 2022 menyelenggarakan Evaluasi Karya yang dihadiri oleh karyawan serta pejabat yang ada di LPMAI. Evaluasi Karya tahun 2022 ini diselenggarakan di Bumbu Desa Yogyakarta. Dengan adanya Evaluasi Karya semua pihak yang terlibat didalam LPMAI diajak untuk mengingat kembali program kerja tahun 2022, baik terkait ketercapaian dari masing-masing kegiatan, kendala yang dihadapi, hal baik yang perlu dipertahankan, serta strategi yang sebaiknya dilakukan untuk tahun 2023.

SPMAIA pada kegiatan Evaluasi Karya ini memaparkan bahwa semua program kerja SPMAIA pada tahun 2022 telah terlaksana dengan baik. Dimulai dari Pekan Audit Mutu Akademik yang telah berjalan lancar dengan didukung oleh 12 auditor dan juga mendapatkan apresiasi baik dari program studi auditee karena terdapat pelaksanaan audit lapangan yang bersifat dialogis. Kemudian, pembaharuan dokumen standar mutu 2022 juga telah dilaksanakan dengan baik untuk ketercukupan standar universitas. Monitoring & evaluasi juga sudah

dilaksanakan dengan baik melalui Fakultas Vokasi dalam rangka keterlaksanaan hibah Competitive Fund. Selain itu, Akreditasi internasional FIBAA juga terselesaikan dan akan mendapatkan asesmen lapangan pada Januari 2023 ini. Akhirnya, segala praktek baik SPMAIA pada tahun 2022 ini akan dipertahankan.

Selain itu pada Evaluasi Karya ini SPMAIP juga memberikan informasi dan evaluasi terkait program kerja yang telah dijalankan selama 2022 ini dengan baik. Walaupun dalam pelaksanaannya ada beberapa hambatan dan kendala yang harus dihadapi, tetapi dari pihak SPMAIP juga telah memberikan beberapa solusi untuk menghadapi hambatan tersebut. Program kerja pertama adalah penyusunan standard mutu layanan unit bagi unit yang baru saja bergabung, hambatan yang dihadapi adalah terkait penyesuaian waktu antara unit dengan

SPMAIP seringkali tidak sinkron, unit belum merasakan pentingnya menyusun Standard Mutu Layanan Unit, dan anggapan sebagai tambahan beban kerja dalam hal ini solusi yang dirumuskan yaitu penyesuaian waktu demi capaian kinerja secara keseluruhan di USD perlu diupayakan, internalisasi proses PPEPP yang berkesinambungan kepada unit dalam kaitannya dengan kepentingan Univeritas secara keseluruhan harus diupayakan, dan apresiasi dalam berbagai wujud tetap dipertahankan, termasuk perangkingan kinerja unit yang dimotori oleh WR2. Program kerja kedua yaitu sosialisasi budaya mutu dan implementasinya hambatannya yaitu terkait keterbatasan dana yang menyebabkan harus adanya pengalihan dana dari pos-pos yang lain dalam hal ini solusi yang dirumuskan adalah terus menerus dilanjutkan dengan tema yang bervariasi. Program kerja yang ketiga adalah audit mutu pendukung, hambatannya yaitu adanya keterbatasan kemampuan SDM dalam manajerial, budaya organisasi yang masih lemah cenderung individualistis dan tidak untuk tujuan lembaga, kurangnya upaya penegakan budaya mutu dari pimpinan unit, serta sistem Informasi yang dibangun belum memenuhi kebutuhan yang dikehendaki dalam hal ini solusi yang diberikan yaitu pendampingan yang terus menerus dari SPMAIP agar unit semakin mampu dalam menganalisis temuan di lapangan, mengusulkan kegiatan yang terintegrasi antara SPMAIP, MI dan Biro Personalia untuk membangun Budaya Mutu, penguatan dari rektorat terkait penegakan budaya mutu dalam kinerja unit, dan pengembangan SI SPMI terus menerus dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Dalam penyampaiannya terdapat beberapa solusi dan tanggapan yang ditambahan yaitu perangkingan kinerja unit dilaksanakan agar menambah semangat dari unit untuk bekerja bermutu, usulan pengembangan karyawan dalam wujud upgrade untuk menumbuhkan keyakinan diri, usulan menyelenggarakan workshop konstruktif, usulan dibentuk konsultan SI dan konsultan jaringan untuk BAPSI, dan Implementasi PPEPP yang selalu dilakukan sebagai upaya pemahaman budaya mutu bagi unit di keseluruhan Universitas.