(0274) 513301, 515352 Ext. 51552 (VoIP) ppip@usd.ac.id

CATATAN HISTORIS

Ilmu pengetahuan diproduksi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Salah satu indikasi kesejahteraan manusia adalah adanya keseimbangan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup, yang oleh Maslow diidentifikasi ke dalam lima kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki dan kasih sayang, penghargaan, dan aktualisasi diri. Secara umum, kelima kebutuhan dasar tersebut dapat terpenuhi ketika manusia mampu berkarya. Ilmu pengetahuan memungkinkan manusia berkreasi menciptakan hal baru sebagai pemenuhan kebutuhan hidup atau mengubah dan memodifikasi hal-hal yang telah ada, dalam bentuk lapangan kerja. Perguruan tinggi merupakan lembaga tertinggi yang dipercaya memproduksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut. Dengan demikian, di ‘pundak’ perguruan tinggi terletak beban meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tidak hanya melalui mencetak tenaga kerja handal namun yang lebih penting adalah menghasilkan manusia-manusia pembelajar dan pemikir kreatif yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat.

Perkembangan budaya dan kemajuan teknologi yang terus melesat, telah terbukti berdampak pada banyak aspek kehidupan manusia, termasuk pada bagaimana manusia mendapatkan dan memproses ilmu pengetahuan. Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dengan aktivitas utama pemrosesan informasi sebagai ilmu pengetahuan guna memiliki keahlian tertentu, Universitas Sanata Dharma (USD) perlu memiliki kekuatan dalam menyikapi perkembangan budaya dan kemajuan teknologi tersebut, demi menjaga eksistensinya sebagai pencetak banyak ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan serta pembelajar dan pemikir handal. Tradisi-tradisi yang telah diyakini ketepatannya di masa lalu, kiranya layak untuk ditinjau kembali relevansinya dengan kondisi pembelajar dan masyarakat saat ini. Praktek-praktek pembelajaran semestinya tidak hanya berorientasi pada dimilikinya pengetahuan-pengetahuan deklaratif, tetapi juga mampu mendorong mahasiswa menjadi pembelajar dan pemikir kreatif sepanjang hidupnya.

Universitas Sanata Dharma memiliki visi menggali kebenaran yang unggul dan humanis demi terwujudnya masyarakat yang semakin bermartabat. Visi tersebut menegaskan cita-cita USD yang tidak hanya turut andil dalam meningkatkan martabat manusia melalui produksi ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menyadarkan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa menghargai keberadaan manusia lain di sekitarnya. Sebagai universitas yesuit, USD mengemban tugas menebarkan semangat ignasian di berbagai lini universitas, termasuk dalam pembelajaran. Pemaknaan semangat ignasian dengan 3C (competence, conscience, dan compassion), kiranya tidak cukup hanya tertuang secara eksplisit dalam rancangan pembelajaran di mana dalam setiap pertemuan harus memunculkan 3C. Dikhawatirkan, praktek seperti ini dapat menyeret manusia-manusia pembelajar ke arah mekanis dan terjebak dalam rutinitas beban administratif. Pedagogi Ignasian semestinya menjadi roh, yang menjiwai para pembelajar (baca: dosen dan mahasiswa), yang terus diasah menjadi spirit khas insan-insan yang ada di USD. Tentunya, pihak yang pertama-tama diharapkan menebarkan spirit itu adalah para dosen, sebagai pihak yang secara langsung membangun relasi dengan mahasiswa yang merupakan pihak mayoritas sekaligus ‘konsumen’ utama yang menjadikan universitas ini menjadi ada.

Bertolak dari fenomena dan semangat tersebut, maka salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah mencari kesesuaian antara apa yang menjadi semangat (idealis) dengan realita yang berkembang dalam masyarakat saat ini (kondisi empiris). Sebagai pusat pergerakan ilmu pengetahuan, tentunya upaya pencarian kesesuaian itu perlu dilakukan secara ilmiah dalam penelitian empiris. Dengan upaya tersebut, diharapkan USD semakin memiliki ‘daya jual’ dalam memberi kontribusi nyata bagi kemajuan Bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan. Untuk itulah, mulai semester genap 2016/2017 ini, USD membentuk Pusat Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran (PPIP) yang merupakan perubahan bentuk dan spirit dari Pusat Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran (P3MP), dengan lebih berorientasi pada penelitian dan pengembangan pembelajaran di perguruan tinggi, dengan hasil akhir mempromosikan model-model pembelajaran yang relevan dengan perkembangan budaya masyarakat saat ini (konstektual).