Tour Interfaith : Bersama Merawat Keberagaman

Setelah menghelat acara Angkringan Lintas Iman di Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma pada Sabtu, 31 Oktober 2015, Campus Ministry kembali melanjutkan kegiatan bertajuk “Bersama Merawat Keberagaman” dengan mengadakan Tour Interfaith. Kegiatan ini diisi dengan kunjungan ke Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) yang beralamat di Candi, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman dan ke kerokhanian Sapta Darma.

Bekerja sama dengan Komunitas Gusdurian Jogja, kegiatan Tour Interfaith diikuti puluhan mahasiswa baik dari dalam dan luar Universitas Sanata Dharma. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturahim dan membangun kesadaran akan hidup bersama. Selain itu kegiatan ini juga merupakan sebuah wadah dimana komunitas kampus dapat bertemu dengan komunitas di luar kampus untuk saling berbagi gagasan bersama hingga nantinya dapat membuat sebuah gerakan bersama.

Setibanya di STAISPA, rombongan Tour Interfaith mendapat sambutan yang hangat dari Pak Rustiyadi, perwakilan dari STAISPA. Para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan pondok pesantren, mulai dari jenjang pendidikannya, bentuk-bentuk kegiatan yang rutin dilakukan, dan tentang istilah-istilah yang acap kali disebut di pondok pesantren, seperti misalnya kitab kuning hingga tentang gelar Kyai.

Di sela-sela menanggapi berbagai macam pertanyaan dari peserta Tour Interfaith, Pak Rustiyadi, sempat menjelaskan bahwa tujuan belajar agama, baik di pondok pesantren maupun di luar, adalah semata-mata untuk bekal pribadi dan bekal di masyarakat nantinya.

Sebelum menutup kegiatan diskusi, Pak Rus dan Mas Fairuz, salah seorang perwakilan dari Gusdurian, menjelaskan bahwa kitab kuning yang biasa dipelajari di pondok-pondok pesantren berisi bermacam hal, seperti tentang akhlak, hukum, intepretasi Al Quran, sejarah, dan hadits.

“Mempelajari kitab kuning artinya juga belajar tentang budaya, hubungan dengan alam, dan tentang hati,” Pak Rus menggaris bawahi.

Selepas itu, kegiatan dilanjutkan dengan mengelilingi komplek Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran. Ditemani oleh santri-santri pondok pesantren, peserta Tour Interfaith banyak bertukar pendapat dan berdiskusi bersama tentang bermacam-macam hal, mulai dari soal ekologi hingga suka dukanya tinggal di pondok pesantren. Kunjungan diakhiri dengan penyerahan bibit pohon kepada Pak Rustiyadi sebagai wujud gerakan peduli lingkungan yang memang diusung oleh peserta Tour Interfaith.

Tour Interfaith dilanjutkan dengan mengunjungi  Kerokhanian Sapta Darma. Sapta Darma sendiri merupakan aliran kerohanian resmi yang ada di Indonesia. Sapta Darma bermakna tujuh kewajiban suci,  dimana para penghayat –sebutan untuk warga sapta darma, harus mengimani dan menjalankannya.

Kunjungan ke Komunitas Sapta Darma ini berlangsung di lantai dua Sanggar Candi Sapta Rengga, yang merupakan pusat dari penyebaran ajaran Sapta Darma, dalam suasana yang santai.  Kegiatan banyak diisi dengan diskusi bersama Bapak Tuntunan Agung Sapta Darma, Bapak Ketua PERSADA ( Persatuan Warga Sapta Darma), dan Ketua Pemuda Sapta Darma. Antusias peserta Tour Interfaith juga terlihat dari beragam pertanyaan yang disampaikan kepada Tuntutan Agung Sapta Darma.

Sambutan hangat yang diterima oleh para peserta Tour Interfaith, baik di STAISPA maupun di Sapta Darma, adalah sebuah bentuk keterbukaan pikiran dan hati untuk mau menerima perbedaan yang ada. Sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh mendiang Gus Dur bahwa kemajemukan harus bisa diterima tanpa ada perbedaan.

Salam Waras!

IMG_9764

 (~C.A)

[share title=”Share this Post” facebook=”true” twitter=”true” google_plus=”true”]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *