Suara hati dalam moralitas kristiani adalah suatu keputusan akal budi, dimana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan, sedang laksanakan, atau sudah terlaksanakan, baik atau buruk secara moral. Dalam arti itulah suara hati tidak dapat diganggu gugat karena merupakan keputusan personal yang keluar dari inti diri terdalam dari setiap orang.
Saya mengambil satu perikop Matius 7:12 yang berbunyi “ segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”.
Dari film yang berjudul “Of God and Man” dapat dikaitkan dengan isi dari bacaan Matius 7:12 tersebut. Dimana isi dalam Matius 7:12 tersebut mencerminkan kehidupan sehari-hari dari para biarawan yang berasal dari Prancis yang sudah berpuluh tahun hidup damai bersama warga diatas pegunungan atlas. Kehidupan mereka dalam situasi yang serba terjepit diantara aparatus negara yang korup dan militansi kelompok fundamentalis. Hidup damai antara biarawan dan warga seketika berubah karena munculnya milisi muslim fundamentalis, mereka tidak hanya mengancam para biarawan, tetapi juga seluruh warga desa. Dengan kedatangan sekelompok milisi muslim fundamentalis ini membuat suasana semakin kacau, tetapi suasana tersebut tidak menghambat segala rutinitasnya, para biarawan tetap menjalankan rutinitas berdoa bersama didalam ruang yang gelap. Disinilah peran hati nurani bekerja, disaat situasi gentar, tetapi para biarawan ini tetap mengikuti suara hati mereka dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Yang awalnya mereka sempat berdebat untuk meninggalkan biara, tetapi suara hati mereka berkata lain. Bahwa mereka harus tetap tinggal dalam biara dan berdoa bersama.
Malam sebelum mereka dibawa ketempat eksekusi, mereka masih berkumpul minum anggur sambil mendengarkan radio tua. Hal tersebut menggambarkan bahwa mereka selalu mengikuti suara hati mereka, apapun keputusannya dan apapun resiko akhirnya mereka tetap yakin pada suara hati. Dan bahkan sampai pada waktunya untuk mereka di eksekusi ditempat asing para biarawan dalam film Of God and Man ini mengalami goncangan moral dan dihadapkan dengan tanggung jawab besar sampai pada akhirnya bersedia memikulnya dan menjadi manusia baru. Hal tersebut mencerminkan seakan-akan Yesus dan murid-Nya.
Setiap orang pada akhirnya harus selalu bertindak berdasarkan suara hatinya, karena suara hati selalu mewajibkan sesuatu yang datang dari Allah. Allah menghendaki bahwa manusia selalu mengikuti hukum-Nya. Karena itu suara hati wajib mengikuti kehendak Allah. Bahkan dalam kasus suara hati melakukan kesalahan yang tidak dapat dibenarkan, suara hati tetap wajib mengikuti kehendak Tuhan. Misalnya suara hati memutuskan yang salah, karena saat itu suara hati menilainya bahwa hal tersebut baik dan berharap dengan itu terlaksanalah kehendak Tuhan, padahal itu salah. Maka sangat penting untuk mengoreksi, membina suara hati agar tidak mengulangi kesalahan.
Rosa Virginia Irianti Lerekaka
Universitas Sanata Dharma, Fakultas Farmasi