Renungan Prapaskah 2020 – Minggu III: “Berkolaborasi Merawat Bumi”

Doa Prapaskah III

Tuhanku dan Allahku
Pierre Teilhard de Chardin, SJ

Tuhan Yesus Kristus Mahamulia, pengaruh ilahi yang secara gaib menyebar dan giat berkarya delam teras materi, dan teras segala teras tempat lebur bertemunya segala serat serabut, kuasa segurat batu bagai dunia dan sehangat kehidupan. Engkau berdahi seputih salju, mata sesemarak api, kaki sekemilau emas cair mengalir, tangan merangkul memenjara bintang.

Engkau mula dan wasana, Engkau yang hidup, yang mati dan bangkit lagi, Engkau menghimpun segala bentuk mahkluk yang ada menjadi satu. Engkaulah yang dirindu oleh seluruh diriku, dengan kedambaan sebesar sekujur alam semesta, jika berseru: “Sungguh besar, Engkaulah adalah Tuhanku dan Allahku.”

Sumber: Hatiku Berkobar-kobar
karya Michael Harter, SJ

Rahmat yang Dimohon
Mohon rahmat agar mampu berkolaborasi merawat bumi sebagai rumah bersama dengan mengurangi segala aktivitas yang merusak bumi.

Renungan
Bahan Bacaan #1 Ensiklik Paus Fransiskus: Laudato Si

Pengantar

“Laudato SI, mi’ Signore”,- “Terpujilah Engkau, Tuhanku”. Dalam nyanyian yang indah ini, Santo Fransiskus dari Asisi mengingatkan kita bahwa rumah kita bersama bagaikan saudari yang berbagi hidup dengan kita, dan seperti ibu yang jelita yang menyambut kita dengan tangan terbuka. “Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena Saudari kami, Ibu Pertiwi, yang menopang dan mengasuh kami, dan menumbuhkan berbagai buah-buahan, beserta bunga warna-warni dan rerumputan.

Saudari ini sekarang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita timpakan padanya, karena tanpa tanggungjawab kita menggunakan dan menyalahgunakan kekayaan yang telah diletakkan Allah di dalamnya. Kita bahkan berpikir bahwa kitalah pemilik dan penguasanya yang berhak untuk menjarahnya. Kekerasan yang ada dalam hati kita yang terluka
oleh dosa, tercermin dalam gejala-gejala penyakit yang kita lihat pada tanah, air, udara dan pada semua bentuk kehidupan. Oleh karena itu bumi, terbebani dan hancur, termasuk kaum miskin yang paling ditinggalkan dan dilecehkan oleh kita. Ia “mengeluh dalam rasa sakit bersalin “ (Roma 8.22).

Kita lupa bahwa kita sendiri dibentuk dari debu tanah (Kejadian 2:7); tubuh kita tersusun dari partikel-partikel bumi, kita menghirup udaranya dan dihidupkan serta disegarkan oleh airnya.

Sumber: Ensiklik Laudato Si
karya Paus Fransiskus

Bahan Bacaan #2 Autobiografi St. Ignatius Loyola

Manresa
Maret 1522-Februari 1523

Kedua, suatu ketika tampak dalam budinya, disertai kegembiraan rohani yang besar, cara bagaimana Allah menciptakan dunia. Seolah-olah ia (Ignatius) melihat sesuatu yang putih, dari sesuatu itu memancar beberapa sinar, dengan sinar itu Allah membuat terang. Akan tetapi ia tidak tahu bagaimana menerangkan hal-hal itu. Ia juga tidak ingat dengan baik beberapa paham rohani yang waktu itu oleh Allah dituangkan dalam jiwanya.

Ketiga, juga di Manresa, di mana ia tinggal hampir satu tahun, setelah mulai merasa dihibur oleh Allah dan melihat buah karya Allah dalam jiwanya, maka ia meninggalkan beberapa perbuatan aneh (nyentrik) yang dahulu dilakukannya. Ia mulai memotong kuku dan rambutnya. Demikianlah, pada suatu hari ketika ia sedang mengikuti Misa di kota itu di gereja biara, waktu Tubuh Kristus diangkat, ia melihat dengan mata batin sesuatu seperti sinar-sinar putih datang dari atas. Itu pun, sesudah sekian waktu, tidak dapat diterangkan lagi dengan baik. Namun, ia melihat dengan jelas dalam budi bagaimana Yesus Kristus hadir dalam Sakramen
Mahakudus.

Sumber: Wasiat dan Petuah St. Ignatius
karya P. Luis Goncalves da Camara, SJ

Pokok-pokok Renungan
• Berkolaborasi merawat Bumi diawali dengan menyadari bumi sebagai rumah bersama.
• Bumi adalah rumah bersama.
• Bumi menderita karena aktivitas manusia yang merusak.
• Kerusakan bumi paling dirasakan oleh kaum miskin.
• Pertobatan ekologis diperlukan untuk merawat Bumi.

Bahan Refleksi
• Apa yang muncul dalam diri anda saat mendengar “Bumi adalah rumah bersama”?
• Tanda-tanda apa yang saja yang menunjukkan kerusakan Bumi?
• Aktivitas manusia seperti apa yang dapat merusak Bumi?
• Mengapa kaum miskin paling terdampak oleh kerusakan Bumi?
• Bentuk pertobatan ekologis seperti apa yang diperlukan untuk merawat Bumi sebagai rumah bersama?

Saran Aksi Pertobatan
• Bersama-sama menghemat energi.
• Bersama-sama mengurangi penggunaan bahan-bahan yang menyebabkan polusi.
• Melakukan penanaman pohon.

Pemeriksaan Kesadaran (Examen)
• Sadarilah diri anda hadir di hadirat Allah!
• Lihatlah kehidupan anda dalam terang kehadiran Allah!
• Apa yang hendak anda syukuri terkait Bumi dengan segala isinya?
• Apa yang hendak anda syukuri berkaitan dengan tanah, air dan udara?
• Apa yang anda lakukan sehingga keadaan tanah memburuk?
• Apa yang anda lakukan sehingga sumber air mengiring? Kualitas air memburuk?
• Apa yang anda lakukan sehingga kualitas udara memburuk?
• Apa yang paling banyak anda konsumsi? Apakah masih dalam batas wajar atau tidak?
• Apakah anda sering menyia-nyiakan dan membuang makanan?
• Apa niat anda untuk memperbaiki kualitas tanah, air dan udara?
• Apa niat anda untuk berhemat dan mengendalikan kecenderungan konsumtif anda?
• Bagaimana anda berkolaborasi untuk merawat Bumi sebagai rumah bersama?

Doa Penutup

Percakapan dengan Yesus
St. Ignatius Loyola

Akhirnya, aku berpaling kepada Yesus yang tergantung di salib dan berbicara dengan Dia.
Aku bertanya bagaimana mungkin Tuhan Sang Pencipta sudi datang dari keabadian yang tak terhingga sampai mati di sini, di atas bumi, agar dengan demikian Ia dapat mati demi dosa-dosa kita.
Dan kemudian, aku merenungkan diriku sendiri, lalu bertanya:
• Apa yang telah aku lakukan bagi Kristus?
• Apa yang sedang aku lakukan bagi Kristus?
• Apa yang harus aku lakukan bagi Kristus?
Dan aku berbicara dengan Yesus seperti berbicara dengan seorang sahabat. Aku akhiri dengan doa Bapa Kami.

Sumber: Hatiku Berkobar-kobar
karya Michael Harter, SJ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *