Renungan Prapaskah 2020 – Minggu II: “Berkolaborasi bersama Orang Muda”

Doa Prapaskah II

Jadikan Aku Pintu yang Terbuka

Tuhan, jangan biarkan aku seperti pintu tertutup. Buatlah aku seperti pintu terbuka. Jangan biarkan aku tertutup, berputar-putar dalam diriku. Buatlah aku terbuka, agar aku dapat merasa, mencium, mendengar, melihat hal baru, yang hendak Kauberikan kepadaku. Sadarkanlah aku, di depanku tersedia horizon yang luas, di mana aku boleh menaruh harapan dan cita-citaku. Sadarkanlah aku, aku hidup di dunia yang bundar, yang tidak semuanya dapat kulihat dan kualami sekarang. Namun, suatu saat pasti ada hal baru yang muncul dan boleh aku alami dan lihat.

Tuhan, tuntunlah aku dalam perjalananku, agar aku mau membuka pintu diriku. Makin jauh aku berjalan bersama-Mu, makin pintu diriku harus terbuka: aku akan makin haus akan apa yang belum terpenuhi, sambil terus mensyukuri, betapa banyak yang aku terima, karena pintu diriku mau terbuka. Tuhan, ampunilah aku, karena sering aku sendiri yang menutup pintu hatiku untuk menerima kedatangan dan rahmat-Mu yang selalu baru. Dobraklah, dobraklah ketertutupan diriku, ya Tuhan. Itulah yang kumohon ketika aku ditimpa kesesakan, karena aku tidak mau terbuka terhadap-Mu dan sesamaku. Ampunilah ketertutupan diriku, ya, Tuhan.

Sumber: Sulaman Tangan Tuhan (Persembahan
Harian 2020) karya G.P Sindhunata, SJ

Rahmat yang Dimohon
Mohon rahmat agar dimampukan berkolaborasi bersama kaum muda untuk menciptakan masa depan yang penuh harapan.

Renungan
Bahan Bacaan #1 Dokumen Sinode Para Uskup 27 Oktober 2018

Gereja yang Mendengarkan

Orang-orang muda dipanggil untuk terus membuat pilihan-pilihan yang mengarahkan hidup mereka, mengungkapkan keinginan mereka untuk didengarkan, diakui dan didampingi. Banyak dari mereka mengalami bagaimana suara mereka tidak dianggap menarik dan bermanfaat di dalam lingkungan sosial maupun gerejawi. Dalam berbagai situasi tampak kurangnya perhatian terhadap jeritan mereka, khususnya terhadap mereka
yang paling miskin dan yang mengalami eksploitasi, selain itu juga kurangnya orang-orang dewasa yang bersedia dan mampu mendengarkan mereka.

Di dalam Gereja tidak kekurangan inisiatif dan pengalaman yang kuat di mana orang-orang muda dapat merasakan penerimaan, didengarkan dan memperdengarkan suara mereka. Namun, Sinode mengakui bahwa komunitas gerejawi tidak selalu dapat mewujudkan sikap seperti yang ditunjukkan oleh Yesus yang bangkit kepada para murid dari Emaus. Sebelum Yesus menerangi mereka dengan Sabda, Ia bertanya kepada mereka, “Apakah yang kalian percakapkan sementara berjalan?” (Luk. 24:17). Ada kecenderungan untuk menyediakan jawaban yang sudah jadi dan resep siap saji, tanpa membiarkan munculnya pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang muda dalam kebaruan mereka dan memahami provokasi mereka.

Sumber: Orang Muda, Iman, dan Penegasan
Panggilan. Seri Dokumen Gerejawi No.107

Bahan Bacaan #2 Autobiografi St. Ignatius Loyola

Paris
Februari 1528-April 1535

Begitulah, Ia (Ignatius) berangkat ke Paris seorang diri dengan berjalan kaki. Kurang lebih bulan Februari ia tiba di Paris. Ia mengambil tempat di sebuah rumah bersama dengan beberapa orang Spanyol dan mulai belajar ilmu humaniora di Montaigu. Alasannya karena di Spanyol ia diharuskan belajar dengan begitu terburu-buru, sehingga dasarnya amat kurang. Maka, ia belajar bersama anak-anak kecil dengan mengikuti kurikulum dan metode Paris.

Sumber: Wasiat dan Petuah St. Ignatius
karya P. Luis Goncalves da Camara, SJ

Pokok-pokok Renungan
• Berkolaborasi dengan orang muda diawali dengan mendengarkan suara orang muda.
• Gereja mau mendengarkan orang-orang muda.
• Orang muda dihadapkan pada berbagai pilihan sehingga perlu berdiskresi: memilah- memilih-memutuskan.
• Orang muda diberi ruang yang terbuka agar dengan kreativitasnya berjumpa dengan Tuhan yang hidup.

Bahan Refleksi
• Seperti apa pengalaman anda berkolaborasi dengan dan bersama orang-orang muda? Pengalaman apa yang berkesan?
• Apa yang terlintas dalam benak anda ketika mendengar “Gereja mendengarkan orang muda”?
• Apa arti penting “diskresi” yakni membedakan roh untuk memilih dan memutuskan?
• Apakah orang muda mengalami keterbukaan agar dengan kreativitasnya dapat berjumpa dengan Tuhan?

Saran Aksi Pertobatan
• Sediakan waktu untuk berjumpa dan berbincang dengan orang-orang muda.
• Membawa dalam doa pilihan-pilihan yang harus diputuskan.
• Membuat kolaborasi antar komunitas orang muda.

Pemeriksaan Kesadaran (Examen)
• Sadarilah diri anda hadir di hadirat Allah!
• Lihatlah kehidupan anda dalam terang kehadiran Allah!
• Apa yang hendak anda syukuri terkait dengan orang-orang muda dan dunia muda anda?
• Saat mana anda mengalami kehadiran Tuhan dalam diri orang muda dan dalam dunia orang muda?
• Apa yang menghalangi anda untuk dekat dan berjumpa dengan orang muda dan teman-teman anda?
• Apa niat anda untuk semakin bisa mendengarkan dan menemani orang-orang muda dan menjadi sahabat satu sama lain?

Doa Penutup

Percakapan dengan Yesus
St. Ignatius Loyola

Akhirnya, aku berpaling kepada Yesus yang tergantung di salib dan berbicara dengan Dia.
Aku bertanya bagaimana mungkin Tuhan Sang Pencipta sudi datang dari keabadian yang tak terhingga sampai mati di sini, di atas bumi, agar dengan demikian Ia dapat mati demi dosa-dosa kita.
Dan kemudian, aku merenungkan diriku sendiri, lalu bertanya:
• Apa yang telah aku lakukan bagi Kristus?
• Apa yang sedang aku lakukan bagi Kristus?
• Apa yang harus aku lakukan bagi Kristus?
Dan aku berbicara dengan Yesus seperti berbicara dengan seorang sahabat. Aku akhiri dengan doa Bapa Kami.

Sumber: Hatiku Berkobar-kobar
karya Michael Harter, SJ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *