Pemilu: Sebuah Undangan Untuk Menciptakan Kebaikan Bersama

 

Di tahun 2019 ini, kita akan memasuki babak baru dalam sejarah Republik Indonesia, yaitu digelarnya Pemilihan Umum serentak, di mana akan dilaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden, serta anggota legislatif baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota sekaligus. Maka, tidak heran jika seluruh media massa, baliho di jalanan, bahkan handphone kita, akan selalu dipenuhi pesan dan wajah calon pemimpin dan wakil rakyat. Mereka mencoba menarik simpatisan sebanyak-banyaknya dengan menawarkan program dan keunggulan masing-masing. Namun, tidak sedikit pula yang justru berusaha memenangkan hati rakyat lewat cara-cara yang tidak simpatik, seperti kampanye negatif dan penyebaran berita bohong.

Berangkat dari keprihatinan ini, Campus Ministry, BEM USD, dan DPMU,  berkolaborasi menyelenggarakan kelas diskusi Ignasian. Acara ini diselenggarakan untuk mempersiapkan mahasiswa Sanata Dharma, dalam menyongsong pesta demokrasi yang sudah di depan mata. Hadir sebagai pembicara yaitu Romo H. Angga Indraswara, SJ. dalam kelas diskusi Ignasian yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2018 lalu di Arrupe Huis, Pusat Studi Lingkungan USD, Soropadan.

Romo Angga mengawali kelas ini dengan mengingatkan kembali, tentang realitas kita sebagai manusia beriman. Iman di sini, bukan melulu soal laku berdoa dan membaca Kitab Suci saja, melainkan keseluruhan diri manusia seutuhnya sebagai citra Allah. “Iman mendorong manusia untuk terus mencoba memahami apa yang diimaninya itu”, ungkap Romo Angga. Sebagai universitas Yesuit, Universitas Sanata Dharma mengikuti teladan hidup Santo Ignasius dari Loyola. Salah satu semboyannya yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, yaitu “Finding God in All Things”,  menemukan Tuhan dalam segala hal.

Melalui ungkapan ini, kita diajak untuk menemukan Tuhan dalam segala situasi hidup, termasuk menemukan Tuhan dalam situasi dunia yang selain penuh dengan kebaikan, juga tidak lepas dari kerusakan dan keprihatinan. Maka dalam situasi aktual akhir-akhir ini, kita diajak menemukan Tuhan dalam hiruk pikuk menyongsong Pemilihan Umum Indonesia tahun 2019. Kita tahu, bahwa dinamika politik menjelang pemilu begitu kuat dan kita justru lebih sering melihat banyak keburukan yang ditampilkan dalam media. Namun, Tuhan menghadirkan kita di dunia ini, justru untuk masuk ke dalam persoalan-persoalan itu, dan berjerih payah di dalamnya, berjuang untuk menjadikan persoalan hidup sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita. Itulah iman.

Dalam keheningan dan kesejukan yang diberikan Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma, Romo Angga juga menyampaikan, bahwa ada perbedaan yang mendasari agama dan politik. Agama, adalah sesuatu yang mutlak. Politik, adalah sesuatu yang relatif. Maka jelas, dalam politik pasti ada perbedaan. Akan tetapi, perbedaan itu, juga pasti bisa disatukan melalui perjumpaan. Disatukan di sini, bukan berarti menyatukan segala hal yang berbeda. Namun, menyatukan pandangan yang berbeda dengan satu visi yang sama, yaitu politik adalah sebagai sebuah upaya untuk menciptakan kebaikan bersama, bukan untuk mengejar kekuasaan sebesar-besarnya.

Sebagai manusia yang beriman, kita diutus pula untuk terlibat dalam kehidupan politik, karena lewat itulah kita bisa turut serta menciptakan kebaikan bagi sesama. Maka, Pemilu 2019 adalah undangan bagi kita untuk menciptakan kebaikan bersama. Kita didorong untuk menggunakan hak pilih sebagai wujud partisipasi aktif dalam membangun hidup bersama yang lebih baik. Kita juga didorong untuk memilih bukan atas dasar pertimbangan suka atau tidak suka, namun dengan akal sehat kita. Apabila kita memutuskan untuk tidak peduli (golput), berarti kita tidak ikut serta dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan manusia. Dengan menggunakan hak pilih kita secara bijak, kita telah berupaya menjaga demokrasi sebagai jati diri Indonesia.

 

Dimas Hanung

TM USD 16

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *