Menyalakan Lilin, Merawat Kehidupan

Kasus Angeline, seorang anak di Bali yang baru saja dibunuh secara keji menarik perhatian berbagai pihak, termasuk beberapa sahabat di Universitas Sanata Dharma. Beberapa sahabat yang tergerak hatinya berkumpul untuk menyalakan lilin dan berdoa bersama pada hari Kamis, 11 Juni 2015 di depan Kapel Bellarminus Mrican.

Kegiatan bertajuk “Menyalakan Lilin, Merawat Kehidupan” ini diawali dengan pernyataan sikap para sahabat yang hadir. Kehadiran beberapa sahabat Sanata Dharma sendiri sudah merupakan bentuk pernyataan sikap ketidaksetujuan atas berbagai tragedi kemanusiaan di dunia ini yang telah mencederai akal sehat kita, serta bentuk solidaritas kita terhadap para korban tragedi kemanusiaan. Tidak hanya kasus Angeline melainkan juga kasus pengungsi Rohingya dan kasus-kasus yang lain.

Kegiatan ini diawali dengan berjalan kaki mengelilingi kampus II USD Mrican sambil membawa lilin yang menyala. Rupanya tidak mudah menjaga lilin untuk tetap menyala sepanjang jalan, api di lilin seringkali padam dan kami harus menyalakannya kembali. Seperti menjaga nyala lilin, tidak mudah bagi kita untuk terus terlibat peduli pada kasus-kasus kemanusiaan yang sering terjadi di sekitar kita.

Berkaca pada kasus Angeline, seringkali yang dilakukan adalah sebatas menghujat pelaku, menghukum pelaku, dan akhirnya menyesali apa yang sudah terjadi. Sebelum penyesalan itu berubah wujud menjadi kewajaran, kita perlu mengambil sikap. Kita perlu bersikap seperti anjing penjaga, yang bertugas saling mengingatkan satu dengan yang lain, mengingatkan kita untuk selalu merawat kehidupan. (GA/SV)

20150611_205924

[share title=”Share this Post” facebook=”true” twitter=”true” google_plus=”true”]

2 thoughts on “Menyalakan Lilin, Merawat Kehidupan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *