Kasihilah Musuhmu

Refleksi 19 Februari 2023

Pada waktu itu disiang hari, aku pulang sekolah berjalan kaki kira–kira jauhnya dari sekolah ke rumah sekitar 2 KM. Aku pulang kesekolah jalan kaki sendiri dan ada teman ku yang melemparkan krikil batu ketangan ku, sehingga membuat amarahku melunjak dan aku merasa kesakitan. Sesampainya aku dirumah, nenek ku bertanya kepada ku. Mengapa kamu menangis cantik? Nenek ku langsung mengusap air mata ku. Aku pun berkata demikian “ada segerombolan anak – anak yang nakal kepada ku, mereka melemparkan batu ke aku, sehingga membuat tangan ku menjadi luka dan berdarah. Padahal aku tidak berbuat nakal kepada mereka”. Lalu nenek ku berkata seperti ini “biarin saja teman mu itu tidak usah di balas”. Tetapi aku tetap merasa jengkel dan kesal dengan perbuatan mereka kepada ku. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba – tiba saja mereka melempar krikil batu kecil yang tajam – tajam kepada ku. Aku sendiri tidak tahu salah ku apa kepada mereka, sehingga mereka berbuat demikian. Setelah melemparkan batu kepada ku, mereka tertawa bahagia melihat aku kesakitan dan menangis. Lalu mereka lari pergi jauh menjahui aku. Disaat itu aku tidak bisa berbuat apa – apa hanya melanjutkan perjalanan balik kerumah dengan keadaan nangis. Akan tetapi setelah nenek ku berkata “tidak usah di balas” aku hanya diam dan aku percaya pasti rencana Tuhan indah kepada ku. Tuhan tahu mana yang baik dan tidak benar.

Seperti pada bacaan hari ini berkisahkan tentang kejahatan. Yang mana didalam bacaan Injil tertulis ungkapan “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Pada ungkapan ini mengartikan bahwa segala sesuatu yang telah tidak ada maka harus digantikan dengan yang setimpal atau dengan yang sesuai juga dengan yang aslinya. Akan tetapi Tuhan Yesus sendiri telah mengajarkan untuk mengasihi dan mencintai musuh. Seperti halnya perumpaan yang dikatakan oleh Yesus yakni apabila ada orang yang menampar pipi kanan maka berilah juga pipi kiri. Maka kita sebagai orang yang menyanyangi dan mencintai sesamanya haruslah berbuat baik demikian sehingga kita dapat meneladankan cinta kasih Allah kedalam diri kita. Bahwasanya diri kita sendiri adalah bait Allah yang mana bait Allah itu adalah suci, mulia, kudus. Sehingga jika melakukan sesuatu kepada diri kita Tuhan pasti tahu. Tuhan sendiri telah mengetahui rencana – rencana kita bahkan sejak awal kita dikandung oleh ibu kita. Tuhan mengetahui bahwa kita mau berbuat apa saja. Tuhan sendiri telah berjanji bahwa jika ada orang yang membinasakan bait Allah maka Allah akan murka dan membinasakan orang yang menghancurkan bait Allah tersebut. Pertolongan Tuhan didalam hidup itu sungguh ajaib. Dia memberi semua apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Maka dari itu hendaknya kita menjaga segala kepunyaan Allah yang mulia dan baik adanya ini dan tidak merusaknya. Apakah aku sudah menjaga bait Allah? Dan jika belum menjaga bait Allah dengan sepenuhnya bagaimana cara  ku menjaga bait Allah itu?

Penulis : Angelina Kusuma Jelita Mawarni
Student Staff Campus Ministry

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *