Ilmu Pengetahuan Tak Pernah Berada di Ruang Kosong

Robertus Bellarminus (1542-1621) hidup di tengah zaman yang penuh huru-hara. Sebagai seorang teolog dan Jesuit, dia dikenal cerdas, saleh dan punya koneksi keluarga (pamannya adalah Paus Marcellus II) di pusat dunia saat itu yaitu Roma. Gereja sedang mengalami perpecahan karena gerakan Reformasi. Ilmu pengetahuan menantang ajaran Gereja yang maha tahu segala. Agama dan politik tumpah tindih tidak keruan. Salah satu peristiwa penting yang menandai hidup Bellarminus adalah perjumpaannya dengan Galileo Galilei tahun 1616. Sebagai teolog kepausan dan anggota lembaga Inkuisisi Roma dia diminta pendapatnya tentang Galileo yang mengajukan teori baru tentang tempat planet Bumi dan Matahari di alam semesta. Teori Bumi mengelilingi Matahari saat itu dianggap melawan ajaran Gereja yang menyatakan sebaliknya sebagaimana dilukiskan dalam Kitab Suci. Bellarminus berprinsip pada ajaran Gereja sambil menyatakan bahwa gagasan Galileo masih perlu bukti agar bisa dianggap serius menyaingi ajaran Gereja yang sudah berlaku ribuan tahun. Ia menganjurkan agar Galileo tidak mempublikasikan gagasannya pada saat itu. Ini adalah zaman ketika perdebatan teologis bisa memicu perang antarnegara. Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa (1618-1648) antara kerajaan-kerajaan Katolik dan Protestan memakan korban delapan juta jiwa. Kita semua tahu bahwa gagasan Galileo itu masih butuh waktu 100 tahun hingga penemuan fisika Newtonian dan teori gelombang cahaya, sebelum bisa diterima oleh ilmu pengetahuan. Hingga kinipun, ilmu pengetahuan tak pernah berada di ruang kosong. Ilmu pengetahuan selalu berada dalam konteks bermasyarakat yang ditandai oleh keyakinan, komitmen, pertarungan kekuasaan dan pergulatan gagasan yang tidak pernah selesai. Bellarminus adalah kita semua yang berusaha membangun ilmu pengetahuan di tengah-tengah situasi masyarakat yang konkret, menjadi cerdas sekaligus humanis.

– Homili Romo Benny Hari Juliawan, SJ pada perayaan Ekaristi Pesta St R Bellarminus, 17 September 2018, di Kapel St R Bellarminus Universitas Sanata Dharma

Video: Judha Jiwangga, Musik: Jesuit Music Ministry – Take and Recieve

[share title=”Share this Post” facebook=”true” twitter=”true” google_plus=”true”]

1 thought on “Ilmu Pengetahuan Tak Pernah Berada di Ruang Kosong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *