Refleksi Ekaristi awal semester 2020
Virus corona yang melanda dunia di akhir tahun 2019, sampai saat ini masih belum memiliki tanda-tanda akan selesai. Tingkat penularan yang tinggi dan ketidaksiapan masyarakat membuat virus ini menjadi momok yang menakutkan. Virus ini muncul disertai dengan banyak dampak yang merugikan kehidupan. Banyak aspek yang terkena dampak dari penyebaran virus ini. Ekonomi, sosial, pendidikan, keagamaan, serta masih banyak aspek lain yang juga berdampak. Dunia pendidikan dan keagamanaan mengalami dampak yang cukup besar. Kegiatan peribadatan dan proses pendidikan semuanya dilakuakan secara online. Salah satu universitas yang melakukan peribadatan dan pembelajaran secara online adalah Universitas Sanata Dharma.
Setiap pembukaan tahun ajaran baru, Universitas Sanata Dharma selalu melaksanakan kegiatan Ekaristi awal semester. Ekaristi ini menjadi tanda pembuka sekaligus dimulainya pembelajaran disemester baru. Ekaristi awal semester juga selalu dibarengi dengan kegembiraan dan sukacita. Kedua hal ini selalu nampak pada diri mahasiswa setelah beberapa bulan tidak bertemu dengan teman-teman, dosen, dan karyawan. Bagi mahasiswa baru, momen ini juga menjadi sarana untuk saling menyapa dan menemukan teman baru. Mahasiswa, dosen, dan karyawan turut serta dalam perayaan ekaristi untuk berdoa, dan memohon kelancaran pembelajaran di semester baru. Namun ada hal yang berbeda dengan ekaristi pembukaan semester tahun ini. Perayaan ekaristi dilaksanakan secara online.
Perayaan ekaristi online ini dilaksanakan untuk mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Setiap kegiatan peribadatan dilaksanakan secara online. Lalu, bagaimana rasanya melaksanakan ekaristi pembukaan awal semester secara online?. Apakah kegembiraan dan sukacita saat bertemu dengan teman dan sahabat masih bisa kita rasakan?. Apakah ekaristi online ini cukup relevan dengan tujuan awal diadakannya ekaristi pembukaan awal semester ?. Masih banyak pertanyaan dan bahkan keluhan yang muncul dibenak kita tentang ekaristi online ini. Mengikuti ekaristi seorang diri, tidak menerima tubuh dan dara Kristus, belum lagi rasa kantuk, dan bosan sering muncul, akan membuat ekaristi ini terasa begitu berbeda. Perlu banyak penyesuaian, yang harus dilakukan untuk tetap dapat menemukan makna ekaristi dan dapat mengikutinya dengan baik.
Perayaan ekaristi awal semester tahun ajaran 2020/2021 mengambil tema “ Menenun Cerita, Mewartakan Sukacita”. Tema ini muncul untuk membantu menemukan relevansi perayaan ekaristi online dengan pembukaan tahun ajaran baru. Mahasiswa, dosen, karyawan, dan seluruhkeluarga besar Universitsa Sanata Dharma diajak untuk memulai menenun sebuah awal yang baru. Menenun merupakan proses yang tidak mudah, butuh kesabaran, dan ketelitian untuk dapat menyatukan benang menjadi kain yang utuh. Tahap awal dalam proses menenun adalah hal yang paling penting, sekaligus menjadi pondasi awal untuk menghasilkan kain yang baik. Ekaristi awal ini mengajar seluruh keluarga besar Universitas Sanata Dharma untuk mengawali tahun ajaran baru dengan pondasi yang kokoh, yakni Tuhan sendiri. Tema ini juga mengajak keluarga besar Sanata Dharma untuk mempererat hubungan satu dengan yang lain. Selai mempererat hubungan, kita juga diajak untuk mewartakan sukacita bagi sesama. Dimasa pandemi seperti sekarang ini, banyak orang yang kehilangan sukacita dan harapan mereka. Untuk itu kita diajak untuk membagikan sukacita yang kita miliki kepada sesama. Membagikan sukacita tidak harus bertegur sapa secara langsung, namun bisa melaui media, dan dunia digital. Kita memang tidak bisa beribadah dan berdoa bersama secara langsung. Namun dengan adanya media, kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan dan sesama secara bersama-sama.
~hen