Jumat sore (5/12), Ruang Koendjono tampak ramai. Tidak hanya dipadati oleh para Yesuit dari Jogja dan sekitarnya, namun juga oleh beberapa orang yang secara khusus menghidupi spiritualitas Ignatian. Mereka adalah awam dan religius non-Yesuit yang menghayati Latihan Rohani St. Ignatius Loyola dalam hidup sehari-hari. Di antara orang-orang tersebut, ada dua sosok istimewa yang jauh-jauh datang dari Spanyol. Acara sore hari itu bukanlah nonton bareng pertandingan sepakbola el Classico, melainkan ngobrol bareng bersama dua orang Yesuit dari Barcelona dan Madrid, yakni Fr. (Father) Javier Melloni Ribas, SJ dan Fr. Josè Garcia de Castro, SJ.
Acara yang bertajuk “Ignatian Conversation” ini diadakan oleh Pusat Studi Ignatian dan diharapkan bisa jadi ajang ngobrol bareng tentang spiritualitas Ignatian. Obrolan yang dimoderatori oleh Frater Gerardus Hadian Panamokta, SJ itu memberikan informasi dan wawasan yang baru mengenai Mistik Ignatian serta spiritualitas St. Petrus Faber, salah seorang pendiri Serikat Yesus.
Fr. Javier Melloni, SJ menekankan bahwa Mistik Ignatian memiliki tiga pokok yang dapat dirangkum dalam tiga kata: and, all, dan more. Pertama, Mistik Ignatian adalah soal konjungsi, soal ini “dan” itu. Misalnya: iman “dan” keadilan, berakar pada budaya lokal “dan” berakar pada kultur yang baru, kontemplasi “dan” aksi. Kedua, Mistik Ignatian adalah soal menemukan Tuhan dalam segala hal; dalam seluruh kemanusiaan dan seluruh ciptaan. Kita dipanggil untuk masuk ke kedalaman dan menjangkau keluasan. Ketiga, Mistik Ignatian adalah soal semangat magis, more, semangat untuk menjadi lebih dan lebih. Menurut Fr. Melloni, SJ, Mistik Ignatian adalah tentang dinamisme dalam hidup.
Pada sesi kedua, Fr. Josè Garcia, SJ mengenalkan spiritualitas lewat hidup St. Petrus Faber. Salah satu pendiri Serikat Yesus yang baru dikanonisasi tahun 2013 oleh Paus Fransiskus ini dikenal sebagai seorang yang memiliki kharisma dalam percakapan rohani dan bapa pengakuan yang baik. St. Petrus Faber juga merupakan sosok yang sangat spontan dalam berdoa dan selalu berusaha menemukan Tuhan dalam segala hal lewat proses discernment terus-menerus. Peserta acara ngobrol bareng ini diajak untuk menggali spiritualitas Ignatian bukan hanya dari figur St. Ignatius Loyola saja, tapi juga para pendiri Serikat Yesus lainnya seperti St. Peter Faber ini.
Obrolan menjadi semakin serupa pada saat sesi tanya jawab dibuka. Salah satu peserta melontarkan pertanyaan bagaimana mengenai sumbangan spiritualitas Ignatian dalam relasi antar umat beragama, khususnya dengan umat Muslim di Indonesia. Kedua narasumber pun menjawab bahwa spiritualitas Ignatian adalah sebuah cara hidup dan cara bertindak. Titik temunya adalah “Kontemplasi untuk Mendapatkan Cinta” di mana kita diajak untuk menemukan Allah dalam segala hal dan setiap agama, termasuk dalam relasi dengan orang lain. Agama-agama membantu manusia untuk sampai pada Allah.
Acara ngobrol bareng ini diakhiri sekitar pukul 19.00 dan dilanjutkan dengan ramah tamah bersama.
(CM)