Interstellar – sebuah karya luar biasa dari Christopher Nolan setelah Inception dan Dark Knight sekaligus penampilan luar biasa dari Matthew McConaughey setelah Dallas Buyers Club.
Apakah film ini termasuk dalam genre science-fiction seperti Star Trek? Film ini sungguh memanjakan secara visual namun yang ditawarkan oleh Nolan jauh lebih dari sekedar teknologi yang canggih. Film ini justru mengajak orang untuk berpikir (mungkin membuat beberapa penonton menjadi cepat bosan) dan berefleksi, begitu jauh layaknya melakukan perjalanan jutaan tahun cahaya.
Mankind was born on earth. It was never meant to die here.
Di masa yang akan datang, badai pasar terjadi sewaktu-waktu. Selain jagung, tidak ada tanaman lain yang dapat bertahan hidup. Manusia mulai berpikir untuk mencari kehidupan di luar bumi karena bumi tidak lagi dapat menjamin kehidupan mereka. Sekelompok peneliti NASA yang terdiri dari Amelia Brand (Anne Hathaway), Romilly (David Gyasi), Doyle (Wes Bentley) dan dinakhodai oleh Cooper (Matthew McConaughey) dikirim untuk suatu misi yang tampaknya mustahil. Mereka menuju planet-planet yang potensial untuk dihuni oleh manusia. Mereka hanya mengandalkan data dan sinyal yang dikirim oleh misi-misi sebelumnya.
Sampailah tim Cooper di suatu planet yang diberi nama seturut penelitinya, Dr. Mann. Mereka menemukan tubuh Dr. Mann (Matt Damon) dan membangunkan dia dari tidur panjang selama 20 tahun (hibernasi). Dr. Mann menyajikan data bahwa planet itu dapat dihuni. Masalah muncul ketika Dr. Mann mengajak Cooper menjelajah planet supaya bisa membunuhnya dan membajak pesawat. Ternyata data yang diberikan hanyalah rekayasa supaya ada tim yang membangunkan ia dari tidur panjang dan ia tetap selamat. Di balik itu, ada masalah yang lebih besar. Cooper, dkk. tidak tahu bahwa mereka dikirim untuk suatu misi yang mustahil untuk menyelamatkan manusia. Seandainya mereka berhasil menemukan planet baru, teknologi untuk memindahkan seluruh umat manusia ke luar bumi belum ditemukan.
Ketika Dr. Mann berusaha membunuh Cooper, banyak pertanyaan muncul dalam diri saya. Mengapa di saat genting di mana kemungkinan manusia bertahan hidup begitu tipis, manusia berusaha menghabisi sesamanya? Apakah ini disebabkan oleh naluri manusia untuk survive sehingga lebih baik sesamanya mati supaya ia tetap hidup? Sangat menarik mengikuti dialog antara Dr. Mann dan Cooper saat Dr. Mann berusaha menghabisi Cooper. Karena manusia punya naluri untuk survive, pada saat menghadapi sakratul mautnya, manusia akan berpikir keras mencari cara supaya ia tetap hidup. Manusia juga memiliki memori yang bisa membangkitkan kehendak supaya ia tidak cepat menyerah pada kematian sebagaimana Cooper memunculkan bayangan putrinya di saat kritisnya.
Oleh karena itu, antara manusia (human) dan kemanusiaan (humanity), manakah yang berakhir lebih dahulu? Saya kira jawabannya tergantung dari pribadi manusia. Bila manusia mengisi hidupnya dengan keutamaan, maka kemanusiaan akan tetap abadi walaupun manusia sudah punah. Namun, bila manusia mengisi hidupnya dengan kejahatan, maka kemanusiaan itu sudah mati sedari awal.
(Adrianus Riswanto, SJ)