60 Th Sanata Dharma : Berpindah (Terus Bergerak) Mencetak Manusia Cerdas dan Humanis

“Hidup adalah semua tentang perpindahan”, kata film Manusia Setengah Salmon. Dari kalimat tersebut menekankan bahwa hidup itu tidak melulu diam di tempat, tapi harus bergerak, berpindah, atau kata lain dari anak zaman sekarang adalah move on! Tapi move on itu gak mudahkan? Kita harus meninggalkan kebiasaan lama untuk sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda bahkan sesuatu yang lebih menantang dari sebelumnya. Berpindah berarti banyak yang harus dikorbankan.

Berbicara tentang perpindahan, mengingatkanku tentang  masa yang cukup berat untuk dilalui. Meninggalkan masa SMA itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Masa yang dibumbui dengan cerita-cerita cinta, persahabatan bahkan permusuhan kecil antar-teman itupun menyisakan banyak haru saat ditinggalkan. Beralih dari dunia yang abu-abu ke dalam dunia yang lebih real itu sama sekali tidak mudah. Pribadi yang sebelumnya bergantung pada orangtua lalu berubah menjadi pribadi yang mandiri.

Kuliah!

Satu kata, tapi banyak pengorbanan di dalamnya. Setelah jatuh bangun dilema menentukan Universitas, bahkan harus rela menerima kenyataan bahwa Universitas yang dipilih tidak memberi kesempatan untuk aku belajar di sana, seperti ada guncangan besar yang meruntuhkan semangatku. Tapi aku realistis hanya kurang bersyukur saja waktu itu. Sebelumnya Universitas Sanata Dharma lebih dahulu menerimaku dibanding Universitas yang menolakku. Perpindahan yang seutuhnya terjadi di sini. Pindah dari kota kelahiranku Bekasi menuju kota istimewa Yogyakarta. Meninggalkan orangtua, kakak, sahabat bahkan hubungan percintaan pun harus berakhir. Tapi hidupku tidak berakhir di sini.

Sanata Dharma menyambutku dengan sangat manis, lewat inisiasinya yang dinamakan INSADHA, aku merasa beruntung bisa menjadi anggota keluarga besarnya.  Universitas yang berada di bawah naungan yayasan Katolik ini awalnya kupikir hanya terdiri dari orang-orang yang memeluk agama Kristiani saja, ternyata aku salah. Di sini aku menemukan Indonesia mini yang terlihat menakjubkan, terlihat “wah” di mataku. Tempat baru yang sangat unik, penuh sukacita dan aku merasa tidak ada satupun di antara kami yang merasa berbeda. Kita sama, kita satu walau kita berasal dari daerah dan agama yang berbeda.

Hari berganti hari dan sekarang sudah 3 semester aku lewati di Sanata Dharma ini, awal yang indah bukan berarti selalu indah. Banyak perjuangan di sini. Mengingat bahwa jurusan yang aku pilih bukan pilihanku, memang berat dilalui. Tapi lagi dan lagi aku mulai berpikir realistis, aku mencoba menggerakkan pikiranku bahwa aku ada di sini dan Sanata Dharma menempatkanku di prodi Pendidikan Bahasa Inggris pasti ada tujuannya. Perlahan aku berusaha mencintai jurusanku, dan sekarang aku bisa merasa lebih nyaman. Ditambah lagi untuk semester 3 kemarin aku mencoba ikut acara kepanitiaan, dan bukan kata nyaman lagi yang aku dapatkan, tapi ada perasaan yang luar biasa. Luar biasa karena memiliki teman yang teramat istimewa. Dari mereka aku belajar arti keberagaman, persahabatan, dan terselip ada perasaan cinta yang menggelitik. Ada perasaan menyesal, mengapa Universitas ini tidak aku pilih dari awal. Tapi toh untuk apa disesali, pada nyatanya Universitas ini sudah memberi kesempatan yang sangat istimewa untukku.

Sebentar lagi Sanata Dharma akan menginjak usia 60 tahun. Kupikir Universitas ini tidak jauh berbeda dengan apa yang aku alami. Pasti banyak benturan dari berbagai macam masalah. Tidak mungkin dari awal berdirinya hingga saat ini tidak ada kendala apapun. Tapi karena keunikan dan kemampuannya untuk terus berpindah-bergerak (move on), Universitas ini mampu bertahan dan masih tetap eksis dengan motto “Cerdas dan Humanis”-nya hingga saat ini. Harapanku, semoga Universitas Sanata Dharma di usia yang tidak lagi muda tapi harus tetap memiliki semangat muda yang lebih matang, berkembang, bisa mengajak siapapun yang mengenal Universitas ini untuk terus bersemangat. Semoga Universitas Sanata Dharma bisa menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dan berdinamika bersama tanpa harus membuat golongan perbedaan di dalamnya. Semoga Universitas Sanata Dharma ini makin berhasil mencetak manusia-manusia yang cerdas dan humanis.

SELAMAT ULANG TAHUN KE-60 UNIVERSITAS SANATA DHARMAKU! Kiranya semangatmu tetap berkobar dalam hatiku untuk terus berjuang bersamamu.

(Maria Rosari Triharcahya Wijayanti)

[share title=”Share this Post” facebook=”true” twitter=”true” google_plus=”true”]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *